Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto di turnamen bulu tangkis Korea Terbuka 2017 berbuah manis dengan meraih gelar juara.

Laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang dipantau di Jakarta, Minggu, mencatat capaian duet ganda campuran tersebut sekaligus menjadi gelar super series perdana mereka di tahun 2017 yang terakhir dirainhnya pada 2016 lalu dalam kejuaraan All England di Birmingham, Inggris.

"Sejak All England kemarin kami benar-benar penasaran untuk naik podium lagi, cuma selalu gagal. Tapi akhirnya itu menjadi penyemangat kami untuk menaikkan motivasi dan akhirnya di sini kami bisa mendapat gelar," kata Debby dalam pernyataannya.

Kepastian Praveen/Debby meraih gelar perdananya ini, setelah dalam laga puncak Korea Terbuka 2017 yang berlangsung di SK Handball Stadium, Seoul, mereka berhasil mengalahkan pasangan China Wang Yilyu/Huang Dongping dalam dua gim langsung yang berkesudahan 21-17, 21-18.

Di gim pertama, Praveen/Debby mampu mendominasi jalannya pertandingan. Walau pasangan China mengejar dan sempat menyusul poin Praveen/Debby 15-16, duet Indonesia kembali ke jalurnya dan memenangkan pertarungan gim pertama dengan skor 21-17.

Masuk di gim kedua, pertandingan berjalan tidak semudah gim pertama bagi Praveen/Debby. Selepas unggul 8-3 dan 9-5, perolehan mereka terkejar dan disamakan duet China yang berhasil mengumpulkan empat poin tanpa balas untuk menjadikan skor 9-9.

Beruntung mereka bisa menemukan kembali pola permainannya dan menjaga jarak poin dari Wang/Huang. Ketika permainan semakin ketat dalam keadaan match point untuk pasangan Indonesia, bola dari Debby gagal dikembalikan Wang yang akhirnya menjadi poin kemenangan bagi pasangan Indonesia 21-18.

Kemenangan ini, sekaligus membalas pertemuan pertama mereka sebelumnya yang terjadi di Kejuaraan Asia 2017 yang pada saat itu Praveen/Debby harus menyerah 22-24, 19-21 dari Wang/Huang.

Pasangan besutan PB Djarum Kudus itu menyebutkan kunci kemenangan mereka adalah dengan tidak mengendurkan fokus sepanjang pertandingan untuk mengumpulkan satu demi satu poin hingga pertandingan benar-benar selesai.

"Kami juga memperbanyak komunikasi di lapangan. Saling memotivasi diri sendiri dan rekan," ucap Praveen.

Selain itu, mereka mengaku mendapat banyak pelajaran dalam turnamen-turnamen yang mereka ikuti sebelumnya, terutama Australia Terbuka 2017 di mana mereka menjadi finalisnya.

"Kami juga belajar dari pertandingan di Australia Open kemarin. Di mana kami sudah bisa sampai final, tapi justru melakukan kesalahan di partai puncak. Itu yang kami ingat terus, tapi juga tidak menjadi tekanan buat kami," ujar Debby.

Dalam Korea Terbuka 2017, selain gelar juara dari Praveen/Debby, Indonesia dipastikan akan membawa pulang satu gelar juara lagi dari perang saudara yang terjadi di sektor tunggal putra. Dimana Jonatan Christie akan berhadapan dengan kompatriotnya Anthony Sinisuka Ginting.

Selain itu, Indonesia juga berpeluang membawa pulang gelar ganda putra Korea Terbuka 2017 di mana pasangan terbaik Indonesia saat ini Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamujo akan berhadapan dengan salah satu rival terberatnya asal Denmark yang sekaligus pasangan putra terbaik dunia saat ini, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Marcus/Kevin diketahui baru satu kali memperoleh kemenangan atas duet Denmark dari empat pertemuan kedua pasangan. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017