Kuala Lumpur (ANTARA News) - Tim tenis meja Indonesia memenangi semua pertandingan beregu di hari pertama ASEAN Para Games ke-9, 2017, di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.

Dalam laga yang digelar di Malaysian International Trade and Exhibition Center (MITEC), Kuala Lumpur, tim beregu putra kelas 8 Indonesia menaklukkan Filipina dengan skor 3-0 dan mengalahkan Thailand dengan skor yang sama.

Kemudian tim beregu putra kelas 9, Indonesia menundukkan Filipina dengan skor 3-0.

Tim beregu putra kelas 10 Indonesia, yang diperkuat petenis meja difabel nomor tiga dunia David Jacobs, berhasil menuntaskan perlawanan Singapura dan Thailand masing-masing dengan skor 3-0.

Selanjutnya, tim beregu putra kelas 1-3 Indonesia mengalahkan Singapura dengan skor 3-0. Lalu, tim beregu putra kelas 6-7 menaklukkan Vietnam 3-0 dan tim putri kelas 1-5 menuntaskan perlawanan tim tuan rumah Malaysia dengan skor 3-0.

(ANTARA News/Michael Siahaan)

Terakhir, tim putri kelas 9-10 Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor 3-1.

"Secara umum penampilan semua atlet pada hari ini sesuai harapan. Hanya ada sedikit kendala, tetapi para pemain bisa mengatasinya," ujar kepala pelatih tim tenis meja Indonesia Rima Ferdianto usai laga.

Dia mencontohkan apa yang dialami David Jacobs yang dianggapnya sedikit bermasalah ketika menghadapi tunggal putra andalan Thailand Bunpot Sillapakong.

Akan tetapi, David bisa mengendalikan situasi di set kedua sampai terakhir dan akhirnya memenangkan laga.

"David tidak mau bermain bola silang dan lebih memilih pukulan lurus," kata Rima.

Indonesia masih terus melanjutkan perjuangan demi meraih target juara umum cabang olahraga tenis meja ASEAN Para Games ke-9 dengan melakoni pertandingan hari kedua, Minggu (17/9) yang menyajikan laga beregu putra kelas 9, kelas 5, kelas 6-7, kelas 1-3, kelas 4, tim beregu putri 6-8 dan tim beregu putri 9-10.

Adapun pertandingan beregu tenis meja sendiri digelar dengan format setengah kompetisi atau round robin.

Sebagai informasi, kelas 1-5 merupakan atlet difabel yang tidak bisa berdiri dan harus bergerak dengan kursi roda. Kelas 6-10 adalah atlet difabel tuna daksa tetapi masih bisa berdiri dan kelas 11 yaitu atlet tuna grahita.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017