buat apa lagi saya tanya dia?
New York (ANTARA News) - Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengaku telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin waktu AS, mengenai Muslim Rohingya yang mengungsi dari negaranya Myanmar, tetapi dia tidak berharap mendapatkan bantuan dari Trump karena sikap sang presiden AS sudah jelas menyangkut pengungsi.

Begitu Trump meninggalkan forum di mana dia menjadi tuan rumah PBB menyangkut reformasi badan supranasional itu, Hasina menyapa dia selama beberapa menit.

"Dia hanya tanya 'bagaimana Bangladesh? Saya jawab "baik-baik saja', padahal satu-satunya masalah yang kami hadapi adalah soal pengungsi dari Myanmar," kata Hasina kepada Reuters dalam sebuah wawancara. "Dia tidak memberikan komentar apa pun soal pengungsi."

Hasina yang akan menyampaikan pidato pada sidang tahunan Majelis Umum PBB, Kamis pekan ini, menyatakan sikap Trump soal pengungsi sudah jelas sehingga dia sudah tidak patut meminta bantuan Trump dalam masalah pengungsi Muslim Rohingya.

"Amerika sudah menyatakan mereka tidak akan mengizinkan masuk pengungsi. Apa yang saya harapkan dari mereka, dan khususnya dari presidennya. Dia sudah mengungkapkan pandangannya, jadi buat apa lagi saya tanya dia?".

"Bangladesh bukan negara kaya, tetapi jika kami bisa memberi makan 160 juta orang (penduduk Bangladesh), maka kami pun bisa memberi makan 500 atau 700 ribu orang lainnya."

Seorang pejabat Gedung Putih mengaku tidak mengetahui kontak singkat PM Bangladesh dengan Trump, namun dia memastikan bahwa sang presiden AS memperhatikan masalah pengungsi Rohingya.

Sejak berkuasa, Trump langsung melarang masuk pengungsi dan imigran tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim. "Larangan masuk ke Amerika Serikat harus lebih jauh, lebih keras dan lebih spesifik lagi," cuit Trump Jumat pekan lalu.

Hasina mengaku hanya menginginkan adanya tekanan politik internasional yang lebih keras kepada Myanmar demi membiarkan Rohingya kembali ke Myanmar.

"(Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi) mesti sepakat bahwa orang-orang ini adalah berasal dari negaranya dan bahwa Myanmar adalah negara mereka. Mereka mesti memasukkan kembali para pengungsi itu. Orang-orang ini lagi menderita," kata Hasina seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017