Ini sesuai rencana. SDM di Banyuwangi tetap kami pertahankan."
Banyuwangi (ANTARA News) - Bandar Udara (Bandara) Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur, segera dialihkan pengelolaannya dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II (AP II) yang ditargetkan selasai pada Oktober 2017.

"SDM yang ada, baik PNS Kemenhub maupun non-PNS, terbukti berhasil membawa Bandara Banyuwangi berkembang sepesat ini. Saya berharap AP II mengakomodasinya, termasuk yang non-PNS, seperti petugas kebersihan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi, Selasa.

Ia menjelaskan sedang melakukan pertemuan dengan Direktur Utama AP II M. Awaluddin di Jakarta untuk membahas persiapan pengalihan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, termasuk sumberdaya manusia (SDM) pengelolanya yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS.

Anas menegaskan bahwa hal pertama yang disampaikan dalam rapat itu adalah mengenai pengelolaan SDM, agar PT AP II (Persero) melibatkan seluruh SDM yang selama ini terlibat dalam pengelolaan Bandara Blimbingsari Banyuwangi.

Dirut AP II Awaluddin pun sependapat dengan usul Bupati Banyuwangi itu.

"Ini sesuai rencana. SDM di Banyuwangi tetap kami pertahankan. Untuk PNS, ada opsi beberapa tahun bertugas, biasanya nanti mereka akan memilih. Ada pertimbangan faktor keluarga dan sebagainya. Pengalaman kami di bandara-bandara lain yang dulu dikelola Kemenhub lalu diserahkan ke kami, seperti itu," tutur Awaluddin.

Dia menambahkan, saat ini Kemenhub, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan AP II mengerjakan inventarisasi aset dan aspek teknis lainnya yang ditargetkan rampung Oktober 2017.

"Untuk aset Kemenhub, mekanismenya sudah jelas sesuai arahan Bapak Menteri Perhubungan, yaitu skema penyertaan modal negara (PMN) ke AP II. Untuk aset pemerintah daerah dimatangkan opsi-opsinya, kemungkinan sewa yang mengacu ke regulasi Kementerian Keuangan," katanya.

Oktober 2017, menurut dia, serah terima operasi dari Kemenhub ke AP II ditargetkan sudah dilakukan.

"Semua teknis penyerahan aset dan kerja sama harus selesai Oktober, karena November kami sudah mesti memulai pekerjaan perluasan apron. Ini sudah dirapatkan oleh Menko Maritim Pak Luhut, Menhub, dan Menteri BUMN, termasuk dihadiri Gubernur B," ujarnya.

Ia menimpali, "Bahwa Banyuwangi menjadi bandara pendukung acara IMF World Bank Annual Meeting di Bali, karena bandara di Bali pasti tidak akan cukup, maka sebagian pesawat dan private jet menteri-menteri keuangan sedunia dialihkan ke Banyuwangi."

Awaluddin mengemukakan pula, "Bahkan, kemarin Menteri BUMN usul kalau bisa rombongan yang mendarat di Banyuwangi bisa diajak naik cruise menuju Benoa, Bali."

Dia merinci sejumlah pekerjaan yang akan digarap AP II di Banyuwangi. Mulai perluasan apron, perpanjangan dan penebalan landasan, hingga pengembangan terminal. Total dana yang disiapkan AP II berkisar Rp300 miliar.

"Kami ingin menaikkan trafik Bandara Banyuwangi. Untuk konsep terminal hijau pasti kami pertahankan, termasuk kami setuju aturan Bupati Banyuwangi bahwa tidak boleh ada bangunan baru di sekitar bandara, karena landscape sawah yang jadi unggulan mengingat posisi Banyuwangi sebagai destinasi wisata," demikian Awaludin.

Penjelasan Dirut AP II itu terkait dengan Indonesia akan menjadi tuan rumah PertemuanTahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (International Monetary Fund-World Bank Annual Meetings 2018/lMF-WB AM 2018) di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober 2018.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017