Denpasar (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyatakan lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem terbakar di tengah meningkatnya aktivitas vulkanik gunung berapi tertinggi di Bali itu.

"Kebakaran itu tidak ada kaitannya dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung," kata Kepala BPBD Bali Dewa Indra di Denpasar, Selasa.

Dewa Indra menyebutkan kebakaran di lereng gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu diduga diakibatkan oleh kekeringan yang memicu percikan api yang memantik kebakaran.

Kebakaran hutan dan lahan di lereng gunung yang disucikan umat Hindu itu terjadi di sekitar Kubu sebelah utara-timurlaut kawah Gunung Agung dalam 24 jam terakhir.

Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bali mencatat sekitar 11 titik api di lereng Gunung Agung.

Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan berdasarkan hasil analisis satelit Aqua dan Terra dari Lapan, ada tiga titik api kebakaran hutan dan lahan di sebelah utara-timur laut kawah Gunung Agung dalam 24 jam terakhir.

"Laporan dari petugas di lapangan masih berlangsung kebakaran hutan dan lahan hingga pagi di sekitar Gunung Agung. Kemungkinan abu dari material lahan yang terbakar ini terbawa oleh angin dan jatuh ke permukaan," kata Sutopo.

Dengan demikian dapat disimpulkan informasi hujan abu dan foto-foto yang beredar di media sosial sebagai tidak benar hujan abu akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung.

"Kemungkinan itu adalah material abu dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sekitar gunung,"  tutup Sutopo.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017