Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyarankan, petani mengorporasikan beberapa koperasi petani demi meningkatkan pendapatan mereka. 

"Caranya adalah koperasi dikorporasikan, ini dibuat perusahaan 20 persen, kemudian kerjasama, bisa tiga pabrik", ujar dia, di hadapan para Bupati dan para Kadis Pertanian sewilayah Bengkulu seperti dalam keterangan persnya, Selasa. 

Menurut dia,  bentuk korporasi akan memudahkan petani berhubungan dengan bank dalam penambahan modal.

"Rakyat harus menikmati, kita layani, dan setiap jeritan rakyat, kita harus hadir di tengah mereka, jangan biarkan mereka jalan sendiri," kata dia. 

Dalam kesempatan itu, dia meminta para Kepala dinas agar terus membina petani untuk meningkatkan produksinya. 

Dia menyoroti kondisi komoditas kopi Indonesia saat ini yang yang saat ini berada di urutan nomor 4 setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam. Padahal, kopi Indonesia berpotensi untuk merajai dunia.

 "Dia (vietnam) produksi 3 ton, kita 0,6 ton, kalau ini naik 1 ton saja, kita masuk peringkat 2 dunia, karena luasan 1.2 juta ha, kalau kita naik (produktivitasnya) 1,5 ton, (jadi) 2 ton kita nomor 1 dunia, kita merajai kopi dunia," kata dia. 

Khusus untuk Bengkulu, dia berharap pemerintah dan masyarakat fokus kepada pengembangan tanaman perkebunan sawit, karet dan kopi. Fokus tiga komoditas dengan  skala ekonomi, agar petani semakin tinggi pendapatannya.

"Fokus tiga komoditas akan memudahkan ahlinya memonitor dan mengawasi perkembangan tanaman tersebut", kata dia. 

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyampaikan, saat ini Bengkulu terdiri dari 20.000 meter persegi dan 53 persen dari jumlah itu merupakan untuk kawasan produksi dan saat ini sedang digiatkan program intensifikasi pertanian untuk komoditas sawit dan karet.
 
Peremajaan dilakukan karena mutu yang dipergunakan oleh masyarakat 60 persen dari kebun itu produktivitasnya rendah sehingga diperlukan program penanaman ulang dan ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat Bengkulu. 

 "Ini tidak lain karena masyarakat saat membangun dengan bibit asalan kebun kelapa sawit itu", sambun. Dia. 

Selain kelapa sawit, Bengkulu juga memiliki komoditas karet yang menjadi fokus perhatian. Kebun karet 90 persen adalah milik rakyat. Target dalam waktu dekat akan mendirikan pabrik pengolahan karet. 

Kopi juga menjadi komoditas unggulan lainnya di Bengkulu."Kopi juga untuk Bengkulu ini merupakan provinsi ketiga terbesar penghasil kopi, maka saya kira pengadaan bibit sawit, karet, kopi yang betul tersertifikasi," kata dia. 

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017