Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi akan mencabut larangan penggunaan aplikasi panggilan telepon Internet pada Rabu menurut otoritas setempat, melonggarakan pembatasan daring di tengah kritikan mengenai kebijakan sensor kerajaan.

Aplikasi pesan suara dan video seperti WhatsApp dan Skype akan "tersedia secara luas bagi para pengguna" menurut keterangan pemerintah Arab Saudi pada Selasa (19/9), sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepercayaan bisnis di tengah transisi ekonomi kerajaan dari sektor perminyakan yang selama ini menjadi tumpuan.

"Akses ke VoIP (Voice over Internet Protocol) akan memangkas biaya operasional dan memacu kewirausahaan digital," kata pernyataan tersebut, mengutip perintah Kementerian Komunikasi dan Teknologi.

"Transformasi digital merupakan salah satu pendongkrak utama perekonomian Arab Saudi karena hal ini akan mendorong pertumbuhan bisnis berbasis Internet, terutama di industri media dan hiburan."

Pengumuman tersebut disampaikan sehari setelah Al Jazeera mengecam Snapchat karena memblokir lembaga penyiaran Qatar tersebut dari aplikasinya di Arab Saudi atas permintaan otoritas Arab Saudi.

Arab Saudi sejak lama menuduh Al Jazeera bertindak sebagai corong kelompok-kelompok ekstremis. Lembaga penyiaran itu membantah tuduhan tersebut dan mengecam pemblokiran sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.

Pemerintah Arab Saudi membantah tuduhan itu. "Kerja sama dengan Snapchat baru-baru ini untuk menyisihkan Al Jazeera, saluran propaganda berbahaya yang mendukung ekstremisme, tidak boleh dianggap sebagai pengasingan atau diinterpretasikan sebagai penumpasan media bebas," kata pemerintah Arab Saudi dalam pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Arab Saudi termasuk di antara negara dengan tingkat pengguna sosial media per kapita tertinggi di dunia.

Lebih dari separuh warga Arab Saudi berusia di bawah 25 tahun, yang menghabiskan banyak waktu di platform media sosial yang jauh dari struktur resmi dan tradisi. (ab/)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017