Bandung (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Barat menyatakan lokasi pencarian dua korban bencana tanah longsor di kawasan wisata Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya berbahaya bagi tim gabungan sehingga menghambat proses pencarian.

"Lokasi pencarian korban longsor di sana (Gunung Galunggung) sangat berbahaya bagi keselamatan petugas," kata Kepala Basarnas Jawa Barat, Slamet Riyadi usai menghadiri acara peluncuran buku bencana banjir bandang Sungai Cimanuk di Garut, Rabu.

Ia menuturkan, petugas gabungan termasuk dari Basarnas telah melakukan pencarian terhadap dua warga yang dilaporkan tertimbun tanah saat memburu burung di kawasan tebing Gunung Galunggung, Sabtu (16/9).

Kawasan tebing longsor itu, tambah dia, ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PMBG) sebagai zona merah atau berbahaya bagi manusia.

"Lokasi tanah longsor juga telah ditetapkan oleh PVMBG sebagai zona merah karena masih ada longsor susulan," katanya.

Ia menyampaikan, tim Basarnas terus berupaya melakukan pencarian korban longsor selama tanggap darurat atau tujuh hari sejak kejadian bencana longsor.

"Akan dilakukan pemantauan oleh anggota sampai tujuh hari masa tanggap darurat," kata Slamet.

Dua warga Kampung Kubang Eceng, Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, Tasikmalaya dilaporkan hilang di lokasi longsor tebing Gunung Galunggung, Sabtu (16/9).

Tim pencari sementara berhasil menemukan telepon seluler dan peralatan memburu burung yang diduga milik korban di sekitar lokasi longsor.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017