Jakarta (ANTARA News) - Satu-satunya wakil tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto harus terhenti di putaran dua turnamen bulu tangkis Jepang Terbuka 2017.

Laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang dipantau di Jakarta, Kamis, menyebutkan Tommy harus menghentikan langkahnya setelah gagal mendapatkan kemenangan atas pemain andalan Malaysia Lee Chong Wei 20-22, 17-21.

Tommy sebenarnya bermain cukup baik dalam pertandingan tersebut. Di gim pertama ia sempat unggul tipis dengan 11-10 dan terus dipertahankan hingga skor menyentuh angka 20-17.

Saat sisa satu angka untuk memastikan kemenangan, Tommy tidak mampu memanfaatkan keunggulan tersebut. Sebaliknya Lee Berhasil membalikan keadaan dengan merebut lima angka tanpa balas, yang akhirnya berbuah kekalahan untuk Tommy, 20-22.

"Tadi saya kurang bisa memanfaatkan kesempatan saat unggul. Saya sudah sering main lawan dia, tadi sudah leading tapi kali ini kurang luck. Saya sudah mencoba kasih yang terbaik," ujar Tommy dalam pernyataannya.

Di gim kedua, Tommy unggul 5-3 dan 8-7 di awal laga. Akan tetapi, lagi-lagi Lee menunjukkan kemampuan yang dimilikinya dan balik menekan, hingga akhirnya Tommy harus kalah 17-21 dan gagal memperpanjang harapan tunggal putra Indonesia di Tokyo.

"Saat-saat genting saya kurang tenang. Apalagi saya jalan sendiri, tidak ada yang mengingatkan di momen-momen yang seharusnya saya lebih tenang. Seorang pemain legenda saja tetap butuh didampingi. Tapi dalam semua keterbatasan saya, saya tetap berusaha memberikan yang terbaik dan bela negara," ucap Tommy menambahkan.

Hasil ini membuat catatan pertemuan Tommy dan Lee memiliki defisit yang semakin jauh di mana dalam lima belas kali pertemuan, Tommy belum juga bisa mengungguli Lee.

Dan dengan kekalahan Tommy ini, habis sudah wakil tunggal putra di turnamen yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium ini setelah sebelumnya dua pemain Pelatnas PBSI, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie tersungkur di putaran pertama turnamen.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017