Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo ingin agar industri peternakan di Indonesia dibangun secara korporasi dengan profesional tergarap dari hulu sampai hilir.

"Mengkorporasikan ternak, ada industri bibit, pakan ternak, dari hulu sampai hilir dikonsolidasikan dalam satu organisasi. Pertanian juga seperti itu. Kalau bisa terkonsolidasikan dengan baik, itu akan lebih efisien," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengemukakan hal itu di hadapan sekitar 1.200 peternak domba yang sedang melaksanakan "Jambore Peternakan Nasional 2017" di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur Jakarta Timur, Minggu.

Menurut dia, jika peternak di Indonesia mampu mengkonsolidasikan usahanya dan semakin efisien maka kemungkinan untuk ekspor pun semakin besar.

Dengan begitu, kata dia, sektor peternakan Indonesia bisa bersaing dengan negara lain karena telah mampu mengindustrikan sektor peternakan dengan baik.

"Kalau harganya masih kalah bersaing, artinya ada yang tidak efisien di industri peternakan kita," ucapnya.

Presiden mengatakan akan melihat langsung industri peternakan di daerah meliputi Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah untuk dapat mengetahui sejauh mana industri tersebut berkembang sampai saat ini.

Ia berjanji Pemerintah akan mendukung seluruh kebijakan dan regulasi agar tidak menghambat sektor peternakan.

"Saya kira lebih bagus kalau kita berikan rangsangan agar peternak masuk ke banking system. Itu yang saya lihat di negara lain seperti itu," paparnya.

Jadi, ia menegaskan, bukan lagi membangun usaha ternak kecil-kecilan sebagaimana yang selama ini banyak dilakukan.

"Jadi bukan dikerjakan kayak saya, sendiri. Tapi betul-betul diindustrikan, dengan operator kandang yang banyak, manajemen yang modern. Itu yang akan kita tuju untuk seluruh peternakan kita," tuturnya.

Ke depan, ia berjanji untuk menghapus regulasi-regulasi yang menghambat agar perkembangan di sektor usaha menjadi lebih baik.

"Kita harapkan dunia usaha, terutama sektor peternakan bisa menciptakan industri peternakan yang modern," ujarnya.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017