... sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi, Kota Denpasar dan Organda yang paling berperan serta DAMRI...
Kuta, Bali (ANTARA News) - 300 bis disiagakan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mengangkut pemakai jasa penerbangan di sana. Ini antisipasi jika pada akhirnya Gunung Agung meletus dan mengakibatkan Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup. 

Letusan terbesar Gunung Agung terjadi pada 1963, yang menurut catatan sejarah menimbulkan kolom debu dan material vulkanik setinggi 20.000 meter dari permukaan laut. 

Ketinggian itu sangat rawan bagi keselamatan penerbangan, karena sisa-sisa partikel vulkanik yang abrasif masih bisa menyisa ke ketinggian jelajah penerbangan komersial jarak menengah-jauh, yaitu 30.000-37.000 meter dari permukaan laut. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi, Kota Denpasar dan Organda yang paling berperan serta DAMRI," kata Kepala Balai Pengelola Tansportasi Darat Wilayah Bali dan NTB, Agung Hartono, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.

Dia menjelaskan, apabila pemakai jasa penerbangan di sana tidak bisa dilayani pesawat terbang dan harus meneruskan perjalanan memakai angkutan darat, maka bis-bis itulah yang menjadi moda transportasi alternatif. 

Adapun titik-titik keberangkatan sekaligus tujuan yang disiapkan adalah Terminal Bis Ubung dan Pelabuhan Benoa. 

Penyiapan 300 bis itu juga bagian dari strategi besar mitigasi bencana di Bali. Penyiapan serupa pernah dilaksanakan saat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terdampak letusan Gunung Raung, Jawa Timur, dan Gunung Barujari, di Pulau Lombok, NTB. 

Hingga saat ini, aktivitas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu masih dalam status awas.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017