Surabaya (ANTARA News) - PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur memasang 31 genset dengan total kapasitas 1,3 MegaWatt (MW) sebagai antisipasi kelangkaan listrik di Madura terkait kerusakan jaringan listrik di bawah Jembatan Suramadu yang terbakar.

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Jawa Timur, Pinto Rahardjo, di Surabaya, Senin, mengatakan, genset itu dipasang di beberapa lokasi tersebar, terutama pada lokasi yang dianggap vital.

Selain itu, kata dia, PLN juga mengoptimalisasikan pasokan listrik dari Jaringan Tegangan Menengah 20 kV Penyulang Labang ke Penyulang Tambak Wedi ditambah penarikan penyulang Bulak Banteng/Kenjeran sebesar 8 MW.

Rahardjo mengatakan, PLN juga menerapkan pengaturan beban dengan pemadaman bergilir setiap 3 jam sekali untuk menjaga kesimbangan pasokan listrik sehingga tidak terjadi pemadaman yang lebih meluas.

"Kami juga mengimbau pelanggan PLN di Pulau Madura untuk menggunakan listrik secara lebih hemat sehingga turut mengurangi terjadinya kekurangan pasokan listrik, termasuk mengimbau agar pelanggan yang memiliki genset dapat mengoperasikan gensetnya untuk sementara waktu," katanya.

Ia mengatakan, kerusakan pada jaringan listrik di Jembatan Suramadu terjadi pada Sabtu (23/9) sekitar pukul 16.30 WIB, akibatnya terjadi gangguan pada pasokan listrik ke Pulau Madua yang diakibatkan oleh terbakarnya salah satu Kabel SKTT 150 kV arah Ujung-Bangkalan yang terpasang di sisi bawah Jembatan Suramadu.

Selama ini pasokan listrik ke Pulau Madura di suplai dari 2 jaringan kabel tegangan tinggi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Madura yang mencapai sekitar 221 MW saat Waktu Beban Puncak (WBP).

Akibat terganggunya pasokan listrik dari Jaringan SKTT yang terbakar, berdampak pada terganggunya pasokan listrik di 5 Gardu Induk dan 48 Penyulang sehingga diperkirakan pasokan listrik di Madura akan mengalami defisit sekitar 60-75 MW di saat WBP antara pukul 17.30-22.00 WIB, dan wilayah yang mengalami defisit listrik meliputi Bangkalan, Sampang, Sumenep dan Pamekasan.

Pinto mengatakan upaya perbaikan yang dilakukan sejak Sabtu (23/9) diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 14 hari ke depan agar jaringan bisa kembali normal.

"Namun kami akan berusaha supaya penyelesaian perbaikan kerusakan pada SKTT 150 kV tersebut dapat lebih dipercepat," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017