Washington (ANTARA News) - Enam serangan udara AS terhadap sebuah markas kelompok ISIS di Libya menewaskan 17 pemberontak dan menghancurkan tiga kendaraan, kata militer AS pada Minggu.

Sejumlah serangan tersebut merupakan yang pertama kalinya dilancarkan AS di Libya sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat pada Januari.

Komando AS di Afrika mengatakan dalam pernyataan bahwa serangan Jumat itu menyasar sebuah markas yang berjarak sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Sirte, sebuah kota yang dulunya adalah kubu besar kelompok ISIS di Libya.

Markas tersebut digunakan untuk memindahkan arus petempur masuk dan keluar dari Libya, merencanakan serangan dan menyimpan senjata, kata pernyataan itu.

"ISISISIS dan al-Qaeda telah mengambil keuntungan dari kantong kantong wilayah yang tidak dikelola di Libya untuk mendirikan tempat-tempat persembunyian yang berfungsi untuk merencanakan dan mengarahkan serangan teror," kata pernyataan tersebut, menggunakan akronim untuk kelompok ISIS.

Pejabat AS, yang memberikan keterangan dengan syarat tidak dISISebut namanya, mengatakan bahwa serangan dilakukan oleh pesawat nirawak.

Serangan terakhir AS di Libya terjadi pada 19 Januari, sehari sebelum pelantikan Trump, menewaskan lebih dari 80 petempur ISIS, beberapa diyakini tengah merencanakan serangan di Eropa, dalam serangan udara AS terhadap kedudukan pemberontak di luar Sirte.

Kelompok ISIS mengambil alih Sirte pada awal 2015, mengubahnya menjadi kubu terpenting mereka di luar Timur Tengah dan menarik sejumlah besar petempur asing ke kota itu. Kelompok tersebut memberlakukan aturan garISIS kerasnya pada penduduk dan memperpanjang daerah kekuasaannya hingga sekitar 250 kilometer garISIS pantai laut tengah Libya, demikian Reuters melaporkan.

(Uu.Aulia/KR-AMQ/a032)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017