Blitar (ANTARA News) - Sedikitnya 19 murid SDN Krisik, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terpaksa dirawat di pusat kesehatan masyarakat karena mengeluhkan mual dan muntah yang diduga karena karacunan jajanan.

"Kami cek bahwa ada 19 orang siswa dirawat di puskesmas. Menurut keterangan yang merawat, mereka mengeluhkan mual dan pusing," kata Kepala Polres Blitar AKBP Slamet Waloya di Blitar, Senin.

Kejadian tersebut berlangsung sesaat saat upacara bendera. Saat itu, ada salah seorang anak yang mengeluh pusing dan dibawa ke UKS yang ada di sekolah. Setelahnya, ternyata terdapat beberapa anak lain yang juga mengeluhkan hal yang sama, bahkan beberapa di antaranya mengalami muntah, sehingga dibawa ke puskesmas.

Saat diperiksa oleh dokter, tambah dia, kondisi anak-anak tersebut juga kurang stabil. Badan mereka lemas dan semuanya mengeluhkan pusing serta mual. Ketika diperiksa, suhu tubuh mereka juga cukup tinggi, rata-rata 36 derajat celsius.

Kapolres menyebut, para siswa dari berbagai kelas di sekolah dasar tersebut sudah diberikan obat setelah diperiksa oleh dokter. Kondisi mereka saat ini sudah lebih baik, bahkan beberapa di antaranya sudah diizinkan pulang ke rumah. Mereka diizinkan untuk rawat jalan oleh dokter yang memeriksanya.

Polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah siswa yang sakit tersebut, hasilnya sebelum masuk ke sekolah mereka sempat membeli jajanan, yaitu pentol, sosis mie, dan tempura goreng. Makanan itu dijual oleh pasangan suami istri, UM dan SU, warga Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, yang merupakan pedagang keliling dari sekolah ke sekolah.

"Kami dalami ini dan penyidik sudah mengambil sampel makanan yang diduga mengakibatkan gejala ke anak-anak tersebut. Untuk penjual kami periksa ke Polsek Gandusari untuk mendalami apakah yang bersangkutan memasukkan zat berbahaya ke makanan," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan polisi juga sudah mengambil sampel dari makanan yang sebelumnya telah dibeli oleh anak-anak tersebut. Sampel itu dikirim ke laboratorium dinas kesehatan dan diharapkan secepatnya ada kejelasan terkait dengan hasil sampel itu.

Kapolres juga mengatakan, saat ini terus memantau kesehatan anak-anak tersebut. Ada sekitar 7-9 anak yang masih diobservasi oleh perawat, untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Saat ini, tim medis dari puskesmas masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Tadi masih ada 7-9 anak yang masih diobersevasi perawat, dimana nantinya keterangan awal jika tidak ada tanda-tanda lanjutan yang membahayakan, bisa kembali ke rumahnya," katanya.

Walaupun terdapat anak-anak yang mengeluhkan pusing dan diduga keracunan makanan, aktivitas di sekolah tetap berjalan seperti biasa. Kapolres juga menyambangi anak-anak tersebut, dan berharap ke depan mereka lebih hati-hati membeli jajajan.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017