Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.308 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.312 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa nilai tukar rupiah begerak mendatar dengan kecenderungan menguat tipis terhadap dolar AS menyusul sebagian pelaku pasar uang kembali melakukan kalkukalasi arah investasinya pasca pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate).

"Instrumen investasi seperti obligasi dan saham di dalam negeri bakal lebih menarik," katanya.

Menurut dia, imbal hasil surat utang atau obligasi masih cukup tinggi sehingga massih diminati investor. Sedangkan saham juga akan semakin menarik karena kebijakan Bank indonesia akan membuat suku bunga deposito menjadi lebih rendah sehingga intrumen saham akan cenderung diburu investor.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20 dan 22 September 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,50 persen menjadi 4,25 persen

Ia menambahkan bahwa potensi rupiah untuk menguat lebih tinggi juga masih terbuka, mengingat pemangkasan BI 7-day Reverse Repo Rate mensinyalkan stabilitas pada inflasi di dalam negeri.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate melanjutkan penurunan pada keputusan RDG bulan Agustus lalu. Penurunan itu mengkonfirmasi kebijakan moneter Bank Indonesia yang longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Penurunan suku bunga itu berpotensi membuat ekonomi di tahun 2018 tumbuh menembus 5,1 persen (year on year)," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini (25/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.305 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.325 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017