Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan film Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) adalah film sejarah penting, namun seharusnya dibuat ulang untuk generasi masa kini.

Bagaimana tanggapan sutradara Mouly Surya bila ditawari untuk membuat reproduksi film tersebut? 

Sutradara "Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak" itu tidak menutup rapat kemungkinan itu bila memang diberi kesempatan. 

"Saya tuh kalau diajakin meeting selalu positif ya. 'Oh iya, ayo ketemu, ngobrol dulu,' begitu istilahnya," kata Mouly pada ANTARA News di Jakarta, Senin.

"Jadi menurut saya semua cerita bisa jadi film yang bagus. Tergantung visi dan misi proyek itu sendiri, bisa sesuai sama visi dan misi saya sebagai pembuat film atau tidak," tutup dia.

Wacana pembaruan film kontroversial itu menuai berbagai pendapat.

Aktris senior Christine Hakim mendukung adanya versi baru, selama itu didasari data sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan. Dia berharap pengetahuan masyarakat tentang sejarah bisa bertambah bila ada film remake G30SPKI yang menguak fakta yang belum terungkap.

Sedangkan Rektor Institut Kesenian Jakarta Seno Gumira Ajidarma menilai pembuatan ulang film itu bisa dilakukan demi membuat versi baru dengan sudut pandang berbeda.

"Boleh, bisa, artinya pendapat orang sekarang bagaimana, dalam ngomongin peristiwa 1965. Setiap orang boleh bikin versinya, pengkhianatan boleh, lainnya juga boleh," kata Seno.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017