Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengupayakan regenerasi perajin batik di Indonesia, pasalnya sebagian besar pembatik telah berusian di atas 40 tahun.




"Jumlah anak muda yang mau menjadi perajin batik masih sangat terbatas," kata Sekjen Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, di Jakarta, Selasa.




Menurut dia, regenerasi pembatik menjadi hal yang penting untuk menjaga keberlanjutan industri batik, terlebih batik sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO.




Dia menyampaikan, pihak terkait harus meningkatkan sosialisasi dan memberikan edukasi keterampilan membatik kepada para generasi muda, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.




"Kita juga harus dapat meyakinkan kepada para generasi muda bahwa profesi menjadi perajin batik atau bisnis di industri batik memiliki prospek yang menjanjikan," ujar Haris.




Dengan demikian, lanjutnya, warisan budaya batik asli Indonesia dapat tetap lestari.




Ia menambahkan, Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan industri batik, mulai dari peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, pengembangan kualitas produk, standarisasi, fasilitas mesin hingga promosi dan pameran.




"Upaya itu untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya," kata dia.




Untuk meningkatkan akses pasar, Kementerian Perindustrian juga memiliki Program e-Smart IKM, yang membuat batik dapat menembus pasar online dan jangkauan pasar uang lebih luas.






"Kami juga mendorong industri batik memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan, seperti Kredit Usaha Rakyat, Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modal," kata dia.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017