Biro Urusan Organisasi Non-pemerintah mengizinkan 30 kelompok lokal dan internasional untuk memenuhi kebutuhan darurat di sejumlah kamp, ujar Shahdat Hossain, seorang direktur biro, kepada AFP, Selasa (26/9).
Bangladesh telah dengan ketat membatasi akses ke kamp Rohingya dalam beberapa tahun terakhir. Mereka tidak pernah memberi alasan, tetapi negara itu sensitif terhadap masalah keamanan dan ada kekhawatiran bahwa kedatangan pengungsi muslim dapat memicu kemarahan dari kelompok ekstremis.
Namun, kedatangan pengungsi baru sejak 25 Agustus telah menekan sejumlah kamp yang ada, yang sudah menampung 300.000 muslim Rohingya yang melarikan diri dari kerusuhan di Myanmar.
Kamp-kamp tersebut saat ini menghadapi kelangkaan makanan dan obat-obatan cukup mengerikan, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin memperingatkan lonjakan risiko penyakit kolera.
Sejumlah kelompok bantuan masih hanya diizinkan untuk bekerja selama dua bulan di kamp sekitar kota perbatasan Cox’s Bazar, ujar Hossain, dan harus fokus menyediakan layanan kesehatan, fasilitas sanitasi dan tempat perlindungan bagi pengungsi Rohingya, demikian seperti dilansir AFP. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017