New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), didorong oleh pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen serta data ekonomi positif dari negara tersebut.

Yellen mengatakan pada Selasa (26/9) bahwa tepat bagi bank sentral untuk terus secara bertahap memperketat kebijakan moneternya, mengingat ketidakpastian seputar inflasi.

Dia berpendapat bahwa pengetatan moneter yang lebih cepat dapat membahayakan ekspansi ekonomi, sementara bergerak terlalu lambat juga bisa berisiko terlalu panas, karena pasar kerja terus menguat.

"Ini akan menjadi bijak untuk mempertahankan kebijakan moneter berlanjut hingga inflasi kembali ke level dua persen," kata Yellen.

"Yellen mendorong untuk terus memperketat tingkat suku bunga AS kemarin, sekalipun dia mengakui kemungkinan ada sesuatu yang membawa inflasi lebih rendah dari perkiraan, yang hilang dari model Fed," kata Chris Low, kepala ekonom FTN Financial, dalam sebuah catatan pada Rabu (27/9).

Di sisi ekonomi, pesanan baru AS untuk barang manufaktur tahan lama pada Agustus meningkat 3,9 miliar dolar AS atau 1,7 persen menjadi 232,8 miliar dolar AS, mengalahkan konsensus pasar, Departemen Perdagangan mengatakan pada Rabu (27/9).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,44 persen menjadi 93,376 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1752 dolar AS dari 1,1800 dolar AS, dan poundsterling Inggris turun menjadi 1,3399 dolar AS dari 1,3458 dolar AS. Dolar Australia turun menjadi 0,7860 dolar AS dari 0,7893 dolar AS.

Dolar AS dibeli 112,87 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,15 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga menguat menjadi 0,9722 franc Swiss dari 0,9690 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,2455 dolar Kanada dari 1,2345 dolar Kanada, demikian Xinhua melaporkan.

(UU.A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017