Beijing (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengistimewakan dua ekor panda raksasa yang turut menumpang pesawat tersebut dari Chengdu, China, menuju Jakarta.

"Untuk penerbangan istimewa ini, kami mengalihkan sementara penerbangan reguler dari Chengdu ke Denpasar dengan berakhir di Jakarta untuk terbang langsung menuju Jakarta, baru kemudian ke Denpasar. Hal ini dilakukan demi memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan panda," kata Direktur Kargo PT Garuda Indonesia, Sigit Muhartono, sebagaimana siaran pers Kedutaan Besar RI di Beijing, Kamis.

Menurut dia, penumpang pesawat dengan nomor penerbangan GA-887 tersebut juga mendapatkan keistimewaan karena kabin dipenuhi dengan nuansa panda.

Biasanya pesawat tersebut terbang dari Chengdu pada pukul 04.10 waktu setempat (03.10 WIB) dan mendarat di Denpasar pukul 09.55 Wita.

Sepasang panda raksasa, Cai Tao dan Hu Chun, dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, bukan Bandara Halim Perdana Kusuma seperti diberitakan Antara sebelumnya, Kamis pukul 08.50 WIB.

Setibanya di Jakarta, si jantan Cai Tao berusia tujuh tahun dengan bobot 128 kilogram dan si betina Hu Chun usia sama berbobot 113 kilogram langsung dibawa ke Bogor untuk menjadi penghuni baru Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua.

Sebelum diberangkatkan ke Indonesia, Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo secara simbolis memberikan visa kepada sepasang panda tersebut.

"Realisasi peminjaman sepasang panda ini merupakan buah manis dari upaya bersama yang dilakoni oleh para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, di kedua negara. Hal ini tentuya menjadi momentum bersejarah dalam hubungan kerja sama dan persahabatan antara Indonesia-China," katanya.

Wakil Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Kehutanan China Wang Chunfeng berharap kerja sama pengembangbiakan panda tersebut dapat mempererat kemitraannya dengan Indonesia.

"Hal ini juga didasari semangat kerja bersama One Belt One Road," katanya didampingi Sekretaris Jenderal Asosiasi Perlindungan Satwa Liar China (CWCA) Li Qingwen dan Wakil Direktur Pusat Konservasi dan Penelitian Panda Raksasa China Zhang Hemin.

Sepasang panda jenis Ailuropoda Melanoleuca tersebut sebelumnya berada di pusat penangkaran Wolong Base dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam dari Ibu Kota Provinsi Sichuan di Chengdu.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017