Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperlebar sayapnya memasuki pasar ASEAN.

Sejumlah CEO perusahaan ternama Indonesia diundang dalam acara CEO Forum 2017 yang digelar di Kementerian Luar Negeri di Jakarta pada Kamis untuk berbagi pengalaman kepada kurang lebih 200 pelaku usaha nasional.

Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir membuka acara CEO Forum 2017 yang digelar sebagai salah satu rangkaian acara peringatan 50 tahun ASEAN tersebut.

Dengan mengambil tema "berbagi kisah sukses, pengalaman dan praktek-praktek terbaik", CEO Forum tersebut diadakan untuk memperluas pengetahuan para pelaku usaha Indonesia khususnya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah serta start-up bisnis agar dapat mengembangkan usahanya di negara-negara anggota ASEAN lainnya.

"ASEAN akan semakin menarik untuk bisnis. Masyarakat kelas menengah ASEAN yang diperkirakan akan tumbuh menjadi 400 juta orang pada tahun 2020 akan menjadi sangat menggiurkan bagi pasar UMKM dan startup," kata Wamenlu A.M. Fachir pada sambutannya, di Jakarta, Kamis.

Wamenlu memaparkan di depan para pelaku usaha Indonesia bahwa ekonomi ASEAN saat ini menduduki peringkat enam terbesar di dunia dan pada 2050 diperkirakan akan menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia.

Dengan nilai perdagangan mencapai 2,6 triliun dolar AS, ASEAN merupakan importir terbesar keempat di dunia setelah Uni Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok.

Prospek bisnis di ASEAN menjanjikan optimisme dan sejatinya hal tersebut menjadi pendorong bagi pengusaha Indonesia untuk go ASEAN, kata Fachir.

Pasar ASEAN

Sementara itu Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Tavares mengatakan bahwa sektor UMKM Indonesia berpeluang memperluas pemasaran produknya di negara-negara ASEAN.

Tercatat sedikitnya 720 perusahaan Indonesia yang telah memasuki pasar ASEAN.

Namun demikian, jumlah tersebut terbilang kecil mengingat Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan mempunyai jumlah UMKM terbesar di kawasan sebanyak 56,54 juta disusul oleh Thailand dengan 3,5 juta dan Malaysia dengan 600 ribu unit UMKM.

Akan tetapi berdasarkan studi dari ASEAN Development Bank and Institute pada 2015 sumbangan UMKM Indonesia pada nilai ekspor nasional baru sekitar 15,8 persen, masih rendah dari UMKM Thailand (29,5 persen), Filipina dan Malaysia yang masing-masing mencapai 20 persen terhadap nilai ekspor negaranya.

Sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan juga ASEAN dengan jumlah total mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh perusahaan di ASEAN, kata Jose.

CEO Forum 2017 tersebut turut menghadirkan sejumlah CEO ternama dari Indonesia antara lain CEO Ciputra Group Dr. Ciputra, Deputi Direktur Ekspor PT Dua Kelinci Vincent Kohar, CEO Martha Tilaar Martha Tilaar, CEO Kebab Turki Baba Rafi Hendy Setiono, General Manager Corporate Communication Alfamart Nur Rachman.

Dr. Ir. Ciputra, yang menjadi salah satu pembicara utama dalam acara CEO Forum 2017 tersebut, mengatakan bahwa UMKM adalah calon enterpreneur atau wirausaha yang besar.

"Enterpreneur lah yang mengubah sampah menjadi emas," kata Ciputra.

Taipan bisnis Indonesia itu berbagi cerita dan pengalamannya ketika mulai usaha, kemudian sempat bangkrut karena krisis, dan kini telah menuai hasil kerja kerasnya hingga berhasil melebarkan sayapnya di berbagai sektor usaha di negara-negara tetangga seperti Singapura, Vietnam dan Kamboja.

"Enterpreneur itu 10 kali gagal, 11 kali bangkit, itu lah enterpreneur. Jadi anda jangan takut untuk gagal," kata Ciputra.

Investasi yang masuk ke Indonesia itu bagus, tapi akan lebih bagus lagi jika para pengusaha nasional juga turut menanamkan investasinya ke luar negeri, tutur Ciputra.

Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017