Jakarta (ANTARA News) - Keluarga Suharso Suhandinata, yang namanya diabadikan sebagai nama piala kejuaraan dunia junior beregu campuran, berharap piala tersebut bisa dibawa pulang oleh kontingen Indonesia yang berlaga di kejuaraan tersebut.

Indonesia akan berlaga dalam kejuaraan tersebut yang kini mengusung nama resmi "Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championship 2017" di GOR Among Rogo, Yogyakarta, 9-14 Oktober dengan harapan meraih Piala Suhandinata untuk pertama kalinya.

Harapan tersebut disampaikan langsung oleh salah satu anak dari Suhandinata yaitu Justian Suhandinata di sela pengundian grup kejuaraan tersebut di Jakarta, Kamis.

"Itu harapan kami. Selama ini, kami melihat tim muda Indonesia cukup kesulitan. Semoga pada kejuaraan tahunan ini Piala Suhandinata bisa dibawa pulang," kata Justian Suhandinata, berharap.

Suharso Suhandinata yang sudah meninggal dunia pada 11 November 2010 dikenal sebagai diplomat bulu tangkis karena berhasil mempersatukan International Badminton Federation (IBF) dengan World Badminton Federation (WBF) ketika beliau menjadi Ketua Bidang Luar Negeri PB PBSI bersama Ketua PBSI waktu itu, Sudirman.

Ia juga berperan besar memasukkan bulu tangkis ke dalam jajaran cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Di Tanah Air, Suharso juga berperan dalam mengembangkan bulu tangkis dengan mendirikan Klub Tangkas yang saat ini menjadi salah satu klub terbesar di Indonesia, dan penyumbang tetap pemain-pemain nasional.

Atas jasa-jasanya, nama Suhandinata oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) diabadikan sebagai piala --Piala Suhandinata-- yang diperebutkan dalam kejuaraan dunia junior beregu campuran dan tahun ini kejuaraannya berlangsung di Indonesia.

Piala Suhandinata sendiri, kata Justian, mulai diperebutkan mulai 2009. Hanya saja hingga saat ini Indonesia belum mampu mengangkat piala yang berwarna emas itu. Dengan menjadi tuan rumah, pihaknya berharap tim Indonesia mampu memberikan hasil yang terbaik.

"Semoga hasil terbaik bisa diraih," kata Justian, menegaskan.

Piala dengan warna emas yang bermahkotakan Garuda Whisnu Kencana dan terdapat pahatan foto Suharso Suhandinata itu dibuat sebanyak tiga buah yang dua di antaranya adalah replika. Untuk piala resminya saat ini disimpan oleh BWF dengan alasan demi keamanan.

"Pemenang hanya diberikan kesempatan foto bersama usai menerima piala saja. Setelah itu, piala kembali disimpan oleh BWF. Itu dilakukan agar piala tetap terawat dengan baik, apalagi kejuaraan dilaksanakan tiap tahun," tuturnya Justian dengan tersenyum.

Sebelum di Indonesia, kejuaraan dunia junior beregu campuran di Bilbao, Spanyol dan juaranya adalah China. Sejak 2009, hanya tiga negara yang sukses menjadi juara yaitu China sebanyak enam kali, Korea Selatan dan Malaysia masing-masing satu kali.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017