Mereka mendapat pukulan dan gagal."
Beirut (ANTARA News) - Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Suriah mengatakan bahwa serangan kelompok ISIS pada Kamis (28/9) telah memutus jalan utama antara Kota Deir al-Zor dan Palmyra, namun sebuah sumber militer Suriah membantah pernyataan tersebut.

Kelompok pemantau perang yang bermarkas di Inggris itu mengatakan bahwa kelompok ISIS merebut Kota al-Shoula, ketika tentara Suriah dan sekutu mereka melancarkan gempuran dengan senjata berat dari udara.

Namun, sumber militer Suriah mengatakan bahwa pihak tentara telah menggagalkan serangan pemberontak dan menyangkal bahwa petempur ISIS telah merebut kota tersebut dan memutus jalan.

Petempur pemberontak mencoba untuk melakukan serangan dari wilayah tenggara Kota Deir al-Zor, dekat perbatasan dengan Irak, ujar sumber militer Suriah.

"Mereka mendapat pukulan dan gagal," kata sumber tersebut.

Jalan itu, yang telah tentara dan sekutunya rebut dalam beberapa pekan belakangan, berfungsi sebagai jalur pasokan utama dari wilayah pemerintah menuju kota di sebelah timur.

Dengan kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran, tentara Suriah berhasil mencapai kota Deir al-Zor pada bulan lalu, mematahkan pengepungan kelompok ISIS terhadap daerah kantong yang sudah berlangsung tiga tahun.

Kota-kota di sepanjang Sungai Efrat, telah dengan cepat menjadi pijakan utama terakhir ISIS di Suriah.

Kelompok ISIS telah mengalami kemunduran di Irak dan Suriah, di mana mereka kehilangan banyak wilayah akibat perlawanan dari sejumlah musuh-musuhnya pada tahun ini.

Dengan bantuan jet tempur pimpinan Amerika Serikat (AS) dan pasukan khusus, sebuah gabungan milisi Kurdi dan Arab juga tengah memerangi kelompok ISIS di tepi timur Sungai Efrat.

Serangan terpisah, kedua kubu sama-sama mengklaim mengalami kemajuan ketika mereka berusaha merebut petak-petak daerah di provinsi Deir al-Zor.

Satuan media yang dikelola ISIS, Amaq, mengumumkan pada Kamis bahwa pihaknya telah merebut al-Shoula dan sebuah desa di dekatnya, ketika mereka melakukan sebuah serangan, termasuk dengan menggunakan bom bunuh diri, serta menawan dua prajurit Rusia.

Kementerian pertahanan Rusia membantah adanya penyanderaan terhadap anggota militernya.

Kantor berita RIA, mengutip pernyataan seorang petinggi militer Rusia di pangkalan udara Hmeimim, Suriah, membantah adanya penyanderaan personelnya.

"Tidak ada kejadian yang disertai dengan penangkapan prajurit Rusia di Provinsi Deir Al-Zor dan provinsi-provinsi Suriah lainnya," kata petinggi militer tersebut.

Sementara itu, Pemimpin kelompok ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi dikabarkan membuka sebuah komunikasi suara pertamanya hampir dalam setahun belakangan ini.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017