Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengharapkan bentrok antara suporter Persebaya Bonekmania dengan pendekar silat Persaudaraan Setia Hati Teratai yang menewaskan dua orang beberapa hari lalu tidak terulang.

"Kami berharap semua pihak bisa menahan diri agar kejadian serupa tidak terulang," kata Risma kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Menurut Risma, hilangnya dua nyawa dalam bentrokan tersebut patut disayangkan mengingat setiap warga negara sudah dijamin kehidupannya dalam undang-undang.

"Semua orang berhak untuk hidup. Saya berharap ini kejadian yang terakhir," ujarnya.

Risma mengingatkan tujuan utama datang ke stadion adalah untuk menyaksikan pertandingan bola. Begitu juga untuk perguruan silat, Risma juga meminta agar tidak jumawa.

"Jangan ada yang merasa paling kuat. Itu tidak boleh. Buktinya ketika kita diberi cobaan berupa bencana oleh Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Terkait bentrok antara Bonek dengan PSHT lalu, Risma mengaku tidak membela salah satu kubu. Oleh karenanya Risma menyerahkan masalah itu kepada pihak yang berwajib.

"Kalau emosi jangan sampai membunuh. Mari kita saling menghormati dan tidak main hakim sendiri," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Risma juga meminta seluruh koordinator Bonek untuk saling mengingatkan anggotanya. Sebab jika sudah terjadi seperti sekarang ada banyak pihak yang dirugikan.

"Untuk apa kita memancing emosi dan mengetes ilmu. Kalau sudah seperti ini bagaimana," ujar Risma.

Risma menceritakan, ketika masih muda dirinya juga ikut perguruan silat Merpati Putih. Namun tujuan utama dirinya bergabung untuk menjaga diri, bukan untuk gagah-gagahan.

"Saya telah meminta Kapolrestabes untuk mengusut masalah ini sampai tuntas. Termasuk siapapun yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial," katanya.

Untuk diketahui, sekelompok suporter sepakbola Surabaya terlibat bentrok dengan salah satu kelompok pesilat atau pendekar di depan SPBU Balongsari Jl Raya Balongsari Kecamatan Tandes Surabaya, Minggu (1/10).

Akibat bentrok dua kelompok dini hari itu, dua nyawa melayang dari pihak anggota kelompok silat. Dua korban tersebut diketahui bernama Eko Ristanto (25), warga Tlogorejo, Kepuh Baru, Bojonegoro dan Aris (20), warga Simorejosari, Bojonegoro.

(T.A052/I007)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017