Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo membeberkan angka-angka keberhasilan ekonomiIndonesia kepada para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

"Saya ingin menyampaikan beberapa hal, agar timbul optimisme dunia usaha. Tadi Pak Raden Pardede menyebutkan kita sebetulnya angkanya jelas, tapi kenapa tidak percaya diri," kata dia, saat bicara dalam acara penutupan rapat koordinasi nasional KADIN 2017, di Jakarta, Selasa.

Jokowi mengungkapkan beberapa angka kepercayaan, seperti peringkat investasi dari Moddy's, S&P, dimana Indonesia meningkat dari peringkat delapan ke empat.

"Ini juga kepercayaan. EODB dari 120 sekarang 91. Ini kepercayaan. Kalau angka seperti ini diragukan, ini yang meragukan sebetulnya bukan dunia usaha, saya yakin ini orang politik atau politikus yang nyambi dengan dunia usaha. Ada apa gitu lho," kata Jokowi.

Dia juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan peringkat ketiga dari negara-negara yang tergabung dalam G20, serta angka inflasi yang relatif rendah, dimana pada 2015 pada 3,35 persen, 2016 sebesar 3,02 persen.

"Tahun ini saya pastikan di bawah empat persen. Tapi ini indikator makronya. Kalau pengusaha itu biasanya, lapangannya bagaimana pak. Tapi khan saya juga tiap hari di lapangan," kata dia.

Jokowi juga menyinggung berbagai kalangan yang menyebut daya beli masyarakat Indonesia menurun, namun angka-angka menunjukkan peningkatan.

"Saya berikan angka. Coba saya ambil dari shifting dari offline ke online. Banyak orang yang ke situ. Kalau ada toko tutup ya karena ini. Salahnya nggak ikuti jaman," kata dia.

Jokowi mengungkapkan angka jasa kurir naik 130 persen pada akhir September ini. "Angka ini didapat dari mana? Ya kita cek. JNE cek, kantor pos cek. Saya kan juga orang lapangan," katanya.

Dia mengaskan, angka-angka itu dia sampaikan agar tidak menjadi isu politik, karena kurang setahun lagi ada Pilkada 2018 dan Pemilu Presiden 2019.

"Angka seperti ini kalau tidak disampaikan, isunya hanya daya beli turun. Saya liat siapa yang bicara, politik... oh tidak apa. Kalau pengusaha murni saya ajak bicara. Kalau orang politik memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blak-blakan saja," kata Jokowi.

Dia mengaku banyak toko yang tutup, namun sewa gudang meningkat, jasa perusahaan di bidang sewa gudang meningkat 14,7 persen. 

"Ada shifting dari offline ke online. Sama ini, di China juga sama. Kalau kita menghitung dari online yang gede-gede. Misalnya Bukalapak, Blibli, tidak muncul. Karena orang jualan lewat instagram, facebook. Ini angka yang tidak bisa dilacak dengan baik. Lacaknya dari mana? Jasa kurir," jelasnya.

Presiden juga menunjukkan angka PPN yang naik 12,14 persen yang menunjukkan ada aktivitas ekonomi.

"Kalau tidak, itu naik dari mana. Kenapa tidak konfiden masih. Angka ini angka riil. Kalau nggak ada kegiatan ekonomi yang hasilkan nilai tambah, tidak mungkin muncul angka ini," katanya.

Presiden juga membeberkan angka pertumbuhan penerimaan pajak industri naik 16,36 persen dibanding tahun lalu, perdagangan naik 18,7 persen, ekspor pertambangan ekspor sudah mulai merangkak dan naiknya 30,1 persen, pertanian 23 persen.

"Angka seperti ini bagaimana. Masa angka tidak percaya. Konstruksi memang hanya 2,4 persen. Kenapa bisa turun? Ya karena dulu kan saya sudah turunkan pajak final dari lima persen menjadi 2,5 persen. Ya karena diturunkan saja," katanya.

Dalam kesempatan juga berjanji akan mengundang para pengurus KADIN yang memberikan masukan dan solusi terkait beberapa isu perekonomian Indonesia.

"Tadi yang berenam menyampaikan masalah dan solusi dengan sangat semangat. Saya akan menyediakan waktu saya full setengah hari akan saya atur waktunya untuk lebih mendetailkan tadi yang disampaikan," janji Presiden.

Ada enam wakil dari KADIN yang menyampaikan, yakni James T Riyadi, Garibaldi Tohir, Franky O Widjaja, Raden Pardede, Shinta W Kamdani, dan Carmelita Hartoto. 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017