Korupsi itu mengabaikan sila kemanusiaan."
Yogyakarta (ANTARA News) - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sutrisna Wibawa berharap nilai-nilai Pancasila tidak sekadar teori tekstual yang dipelajari di sekolah, melainkan perlu diimplementasikan melalui berbagai profesi yang digeluti masyarakat.

"Jangan hanya teori belaka lalu dilupakan. Namun bagaimana bisa betul-betul diwujudkan dalam profesi yang digeluti sehari-hari," kata Sutrisna dalam seminar Sains dan Teknologi Pancasila Menuju Keagungan Bangsa di Rektorat UNY, Rabu.

Menurut Sutrisna, lima sila dalam Pancasila tidak sekadar untuk dihapal. Seluruhnya merupakan bingkai pemersatu bangsa yang tidak diganggu gugat oleh siapapun dan digantikan dengan ideologi apapun.

Dalam prinsip gotong royong yang terkandung dalam salah satu sila Pancasila, misalnya, dapat diimplementasikan dengan membantu dan memperkuat persatuan tanpa membeda-bedakan profesi apapun. "Apalagi agama, suku, ras, dan golongan," kata dia.

Dengan menerapkannya melalui profesi yang digeluti, menurut Sutrisna, seluruh masyarakat telah ikut andil merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian mereka juga ikut andil memperkuat bangsa dan negara dari berbagai agenda yang mengarah pada upaya mengganti dasar dan bentuk negara, radikalisme, maupun ekstremisme.

Namun demikian, selain bisa ditangkal dengan penanaman nilai-nilai Pancasila, menurut Sutrisna, isu-isu seperti radikalisme, serta ekstremisme juga dapat ditangkal dengan terus menerus membenahi tingkat kemiskinan masyarakat. "Terkadang isu-isu itu muncul karena iming-iming persoalan ekonomi," kata dia.

Selain itu, jika seluruh profesi strategis di Indonesia dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, Sutrisna meyakini kasus-kasus korupsi di Indonesia akan bisa ditekan. Sebab korupsi, menurut dia, pada dasarnya bertentangan dengan sila kemanusiaan. "Korupsi itu mengabaikan sila kemanusiaan," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017