Jakarta (ANTARA News) - Penyaluran kredit perbankan diperkirakan hanya tumbuh 8,2 persen (year on year/yoy) atau meleset dari ekspetasi Otoritas Jasa Keuangan yang masih meramal pertumbuhan kredit bisa mencapai 10-12 persen tahun ini.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Persero Tbk Anton Gunawan di Jakarta, Rabu, mengatakan perkiraaan tersebut berdasarkan realisasi penyaluran kredit tahun berjalan hingga Agustus 2017 dan juga pertumbuhan ekonomi yang belum membaik signifikan di sisa tahun.

"Pertumbuhan pembiayaan dan simpanan masih relatif kurang cepat," ujarnya.

Dengan perkiraan kredit hanya tumbuh 8,2 persen, tim ekonom bank terbesar di Indonesia itu juga memperkirakan simpanan perbankan hanya tumbuh 9,5 persen.

Perkiraan tersebut mengacu ke proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tim ekonom Bank Mandiri hanya tumbuh 5,1 persen (yoy) atau lebih rendah dari target pemerintah di 5,2 persen (yoy).

Di sisa tahun, kata Anton, pertumbuhan kredit melaju kencang meskipun tidak signifikan. Penyebabnya adalah realisasi belanja pemerintah dan juga konsumsi swasta serta inflasi yang terus terjaga.

"Inflasi akhir tahun di 3,7 persen kami lihat, dan itu bisa ke bawah lagi," ujarnya.

Adapun pada Agustus 2017, pertumbuhan kredit perbankan sebesar 8,4 persen atau sebesar Rp4.514,5 triliun, menurut Analisa Uang Beredar BI.

BI sudah merevisi proyeksi pertumbuhan kreditnya pada tahun ini dari 10-12 persen menjadi 8-10 persen karena perbankan masih konsolidasi untuk akselerasi penyaluran kredit, dan juga antisipasi peningkatan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

(T.I029/S024)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017