Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin mendorong Indonesia menjadi bangsa yang produktif dengan cara mengembangkan beragam bentuk kreativitas, inovasi dan kewirausahaan, khususnya bagi kalangan generasi muda.

"Sekarang ini kita adalah bangsa konsumtif bukan bangsa produktif," kata Mahyudin dalam rilis, Sabtu.

Menurut dia, dengan konsumtif maka hal itu dinilai belum selaras dengan amanat pendiri bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Mahyudin berpendapat salah satu indikator mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan memproduksi barang nasional, bukan dengan diserbu produk asing seperti saat ini.

Belum lagi, lanjutnya, pihak asing dinilai menguasai berbagai sektor usaha yang ada di Tanah Air seperti mulai dari perkebunan, perbankan, pertambangan, hingga telekomunikasi.

"Asing menguasai sektor usaha di Indonesia. Kita bisa menjadi kuli di negeri sendiri. Artinya kita belum pintar. Kalau kita bisa membuat produk sendiri, barulah kita disebut pintar," katanya.

Untuk itu, ujar dia, berbagai pihak utamanya mahasiswa harus bisa mengembangkan kreativitas, inovasi, dan jiwa wirausaha sehingga menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang produktif dan bukannya bangsa yang konsumtif.

Ia menyoroti penghasilan per kapita masyarakat Indonesia juga masih jauh lebih kecil dibandingkan sejumlah negara maju.

Sebelumnya, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menyatakan, masyarakat perlu untuk menjadi produsen berbagai benda berteknologi unggulan sehingga bukan hanya jadi konsumen atau pasar dari produk-produk negara lain sehingga sektor perekonomian nasional juga berkembang.

"Jangan sampai masyarakat kita hanya menjadi konsumen tapi bukan menjadi produsen," katanya.

Dia mengemukakan, teknologi tepat guna nasional merupakan salah satu cara guna mendorong percepatan guna mewujudkan kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Apalagi, Menteri Eko mengingatkan bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan persaingan global sehingga warga juga harus meningkatkan daya saingnya dengan lebih inovatif.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017