Las Vegas (ANTARA News) - Sementara kepolisian Las Vegas meminta bantuan publik untuk mengungkap motif pensiunan kaya menembaki penonton konser luar ruang hingga menewaskan 58 orang pekan ini, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence yang mengunjungi Las Vegas pada Sabtu menekankan persatuan dan menawarkan penghiburan.

"Kita bersatu dalam kedukaan kita, dalam dukungan kita bagi mereka yang menderita dan bersatu dalam upaya kita untuk mengakhiri kejahatan semacam ini di masa kita," kata Pence bersama Wali Kota Las Vegas Mayor Carolyn Goodman dan pemimpin lokal lain di Balai Kota dalam acara peringatan bagi korban penembakan yang diikuti pawai doa di seluruh kota.

Para peserta menyusuri jalanan kecil sepanjang 11 kilometer serta empat jalur lain menuju Balai Kota untuk acara dengan pengamanan ketat itu.

Presiden Donald Trump sebelumnya juga mengunjungi Las Vegas dalam pekan ini.

Anggota Kongres Demokrat dari Las Vegas Dina Titus menjadi satu-satunya pembicara yang menyentuh subjek mengenai kekerasan menggunakan senjata dan politik, mengatakan "Mari kita juga berdoa bagi mereka yang punya kekuasaan supaya mereka punya kebijaksanaan, keberanian, dan ketetapan hati untuk menemukan jalan guna mengakhiri kekerasan menggunakan senjata yang mewabah di negara kita."

Acara peringatan itu berlangsung sementara Clark County Undersheriff Kevin McMahill mengatakan para penyidik sebagian besar masih belum mengetahui apa yang menggerakkan pensiunan investor real estate dan penjudi dengan taruhan tinggi Stephen Paddock melakukan penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern Amerika Serikat.

"Kami sudah memeriksa semuanya secara harfiah, untuk mencakup kehidupan personal tersangka, afiliasi politik apa pun, perilaku sosialnya, situasi ekonominya, dan apa pun potensi radikalisasinya," kata McMahill kepada para reporter pada Jumat malam.

"Kami sudah menelusuri semuanya dan masing-masing dari jalur-jalur ini, berusaha menentukan mengapa, menentukan siapa yang mungkin mengetahui rencana-rencana ini."

McMahill mengatakan para penyidik sudah mengungkap bahwa "tidak ada hubungan" antara ISIS dan Paddock, bahkan meski kelompok militan itu sudah berulangkali mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Selembar kertas yang ditemukan di ruang hotel Paddock tampaknya digunakan untuk memperhitungkan jarak dan ketinggian dari jendelanya untuk membantu dia menyasar korban menurut siaran program "60 Minutes" CBS News pada Sabtu menjelang siaran Minggu soal wawancara dengan pejabat Clark County Sheriff yang mengatakan dia melihat kerta itu. Namun Reuters tidak bisa segera menghubungi Kantor Sheriff untuk mengonfirmasi hal ini.

Para penyidik menekankan bahwa tidak ada pesan bunuh diri yang ditemukan.

Dalam satu upaya tidak biasa untuk memperluas upaya mencari petunjuk, FBI dan polisi menggandeng perusahaan komunikasi Clear Channel untuk memasang papan-papan iklan di sekitar Las Vegas guna mendorong warga menyampaikan informasi yang mereka yakini bisa membantu para penyidik.

Papan-papan iklan itu akan memuat slogan seperti "Kalau kau tahu sesuatu, katakan sesuatu" serta saluran telpon langsung ke FBI, kata Aaron Rouse, agen khusus yang bertugas di kantor FBI Las Vegas.

Stephen Paddock (64) menembakkan senjatanya membabi buta ke para penonton festival musik dari jendela kamar di lantai 32 hotel yang menghadap ke konser Minggu malam, kemudian menembak dirinya hingga tewas sebelum polisi menyerbu ruangannya.

Selain mengakibatkan 58 orang tewas, penembakan massal itu melukai hampir 500 orang.

Tidak seperti pelaku penembakan massal lainnya, Paddock tidak meninggalkan catatan bunuh diri, manifesto, rekaman, dan pesan di media sosial yang merujuk pada niatnya menurut polisi.

McMahill mengatakan para penyidik masih meyakini  Paddock bertindak sendiri dalam penembakan massal itu.

Namun polisi mengatakan mereka curiga Paddock mendapat bantuan sebelum pembunuhan massal itu, berdasarkan banyaknya senjata, amunisi dan peledak yang ditemukan di kamar hotelnya, di rumahnya, mobilnya dan rumah kedua yang digeledah di Reno.

Otoritas menyatakan bahwa 12 senjata yang ditemukan di kamar hotel Paddock dilengkapi dengan perangkat yang memampukan senapan semi-otomatis dioperasikan seperti senapan mesin otomatis.

Kemampuan Paddock menembakkan ratusan putaran per menit dalam 10 menit penembakan membabi-buta itu merupakan faktor utama yang menyebabkan korbannya sedemikian banyak menurut polisi.

Pertumpahan darah itu bisa berlangsung lebih lama dengan lebih banyak korban, namun petugas keamanan hotel yang ditugaskan mengecek alarm luar ruang di lantai 32 menemukan keberadaan penembak setelah penembakan dimulai, kata McMahill.

Petugas keamanan Jesus Campos, ditembak kakinya saat Paddock menembakinya dari belakang pintu, tampaknya karena melihat Campos via kamera pengawas yang dipasang Paddock di luar kamar hotelnya.

Dalam pengungkapan yang baru, otoritas menyatakan dua peluru yang ditembakkan Paddock mengenai tank penyimpan bahan bakar jet besar di pinggir bandara utama kota, sekitar satu blok dari area konser, mengindikasikan kemungkinan upaya pelaku untuk menimbulkan bencana yang lebih besar.

Tidak ada ledakan atau kebakaran akibat dua tembakan itu karena hampir tidak mungkin menyalakannya dengan tembakan, kata petugas bandara pada Jumat.

Pacar Paddock, Marilou Danley (62), diperiksa FBI pada Rabu dan menyatakan dalam satu pernyataan bahwa dia tidak pernah punya firasat apa-apa mengenai rencana   Paddock.

Danley, yang baru kembali Selasa malam setelah mengunjungi keluarga di Filipina, disebut para penyidik sebagai "orang yang menarik", demikian siaran kantor berita Reuters.


Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017