Mereka setuju untuk membikin studi dan mempelajarinya bersama-sama agar tidak terjadi diskriminasi ..."
Brussel (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa (UE) sepakat untuk segera menyelesaikan pembahasan perjanjian kerja sama komprehensifnya (IEU-CEPA) untuk memperkuat kemitraan ekonomi kedua pihak.

"Mereka setuju untuk membikin studi dan mempelajarinya bersama-sama agar tidak terjadi diskriminasi, dan juga masalah sustainability-nya," kata Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla sebagai pemimpin Delegasi RI dalam pertemuan dengan Delegasi UE dipimpin Wakil Presiden Komisi Eropa (EC) Andrus Ansip, Senin.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Pertama Penerangan Sosial dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Pensosbud KBRI) di Brussel, Belgia, Ance Maylany, kepada ANTARA News, Selasa.

Wapres Kalla dalam pertemuan itu menekankan CEPA merupakan bagian kepentingan Indonesia dan UE, khususnya dalam menangani isu kelapa sawit yang telah lama berlangsung dan masih terkendala, mengingat Indonesia adalah eksportir kelapa sawit terbesar.

Sementara itu, Andrus Ansip yang memiki portofolio mengenai pasar digital banyak membahas mengenai pasar tunggal digital (single digital market) di Eropa dan bagaimana mengembangkan bersama perdagangan berbasis data elektonik (e-commerce) maupun di pemerintahan (e-government).

Setelah pertemuan, kedua Wakil Presiden menerima laporan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) yang berjudul "Indonesia-EU Business Input Toward Comprehensive Economic Partnership Agreement" sebagai rekomendasi bersama bagi tim negosiasi, khususnya dari pihak Indonesia untuk melihat kelebihan dan kekurangan setiap sektor yang akan dibahas pada perundingan.

Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan pada 18 Juli 2016 menyusul pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker .

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017