Oslo (ANTARA News) - Uber mengumumkan penangguhkan layanan berbagi tumpangan UberPOP di Norwegia sampai ada legislasi memadai yang disahkan di sana.

Keputusan itu diambil menjelang batas waktu 27 Oktober untuk Oslo merespons Otoritas Pengawasan Eropa (European Surveillance Authority), yang menilai metode Norwegia dalam memberikan izin taksi terlalu ketat dan menghambat persaingan.

"Mengapa ditangguhkan? Kami jelaskan: Kami ingin beroperasi sesuai undang-undang di Norwegia. Sejak UberPOP diluncurkan di Oslo tiga tahun lalu, ada ketidakjelasan mengenai platform baru seperti Uber dan bagaimana mereka hadir sesuai dengan model Norwegia," kata Uber dalam keterangan resmi, dikutip dari AFP.

"Kami mengakui pentingnya pertanyaan ini. Oleh karena itu kami terlibat dalam dialog konstruktif dengan pembuat kebijakan di seluruh spektrum politik guna menemukan solusi yang cocok untuk semua warga Norwegia."

Uber mengatakan mereka siap memulai kembali UberPOP – layanan mereka yang lebih murah dan tidak terlalu terikat aturan yang menghubungkan langsung penumpang dengan sopir pribadi – jika regulasi baru dan lebih fleksibel diterapkan.

Untuk saat ini, penangguhan layanan tersebut – yang akan diberlakukan mulai 30 Oktober – akan menyebabkan ratusan sopir kehilangan sumber pendapatan besar, kata Uber.

Menurut kantor berita Norwegia, NTB, Uber sudah menyarankan beberapa regulasi baru termasuk laporan otomatis pendapatan pengemudi kepada kantor pajak, pensiun yang lebih baik serta asuransi.

Uber mengklaim memiliki sekitar 280.000 pengguna di Oslo.

Polisi Norwegia menangkap beberapa pengemudi Uber karena tidak memiliki izin taksi, akibat minim regulasi untuk layanan berbagi tumpangan seperti Uber.

Perusahaan tersebut dikenakan denda sebesar 625 ribu dolar dan sudah mengajukan gugatan.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017