Klungkung (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung, Bali mulai memberdayakan para pengungsi di GOR Swecapura agar mandiri melaksanakan aktivitas di pengungsian.

"Sesuai instruksi Gubernur Bali bahwa masa panik sudah selesai sehingga kami mulai berdayakan mereka untuk memasak dan juga menjaga kebersihan di areal pengungsian," kata Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada, di GOR Semarapura, Rabu.

Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan mengingat aktivitas di pengungsian cukup padat, mulai dari memasak, bersih-bersih dan juga aktivitas lain.

Hal tersebut menyebabkan para relawan kewalahan dan perlu mendapatkan bantuan pengungsi.

Selain itu, para pengungsi mulai dilibatkan agar terbiasa melaksanakan aktivitas di pengungsian. Utamanya terkait aktivitas memasak yang memerlukan tenaga paling banyak.

BPBD mengelompokkan pengungsi sesuai daerahnya, kemudian dari kelompok tersebut diminta perwakilan untuk ikut terlibat dalam aktivitas di pengungsian.

"Kami baru mulai hari ini dan tiap kelompok diminta perwakilan dua orang untuk memasak. Selain memasak juga kami libatkan untuk bersama menjaga kebersihan di lokasi pengungsian," tuturnya.

Petugas dan para relawan, kata Widiada, tidak seterusnya bisa melakukan pelayanan terhadap pengungsi karena harus pula melaksanakan tugas di kantor.

"Itulah alasan lain kenapa pengungsi harus mandiri kedepan. Utamanya masalah masak memasak," terang dia.

Mengenai logistik, pihaknya telah menjamin persediaan sangat mencukupi untuk beberapa waktu ke depan.

"Stok cukup. Tinggal bagimana pengungsi mulai biasa mandiri mengolah bahan yang ada," terang dia.

Sementara itu, jumlah pengungsi di Klungkung masih sebanyak 18.729 jiwa. Pengungsi yang berasal dari wilayah KRB berjumlah 17.402 jiwa dan non-KRB sebanyak 1.327 jiwa.

Jumlah itu tersebar di 42 desa dan 121 titik posko Pengungsian di Klungkung. "Data ini bisa saja berubah-ubah, karena warga yang pulang dan pergi akan terus terjadi, namun tidak signifikan," ujanya.

Pewarta: IMB Andi Purnomo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017