Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah dan para pihak untuk memberikan kompensasi tarif bagi pengguna tarif non tunai atau kartu elektronik (e-toll).

"Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Badan Pengatur Jalan Tol dan pengelola tol untuk memberikan insentif tarif kepada pengguna tol yang sudah gunakan e-toll," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Penegasan tersebut terkait rencana pemberlakuan kewajiban menggunakan e-toll kepada seluruh pengguna jalan tol di Indonesia mulai akhir Oktober 2017.

Menurut Tulus, insentif tersebut bisa berupa pengguna e-toll diberikan diskon terhadap tarif tolnya karena telah membantu program pemerintah.

"Preseden semacam ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada Lebaran kemarin bahwa pemudik yang menggunakan e-toll diberikan diskon 25 persen," katanya.

Selain itu, pihaknya meminta agar pengelola tol meningkatkan kualitas mesin pembaca e-toll karena pengamatan YLKI transaksi e-toll sering terkendala oleh faktor konsumen (yang belum terbiasa) dan juga respon yang lambat dari mesin pembaca itu sehingga transaksi lebih lama.

Ketiga, pihaknya juga mendesak agar pengelola jalan tol memperbanyak akses isi ulang, terutama di area sekitar pintu masuk jalan tol dan atau di tempat istirahat.

Oleh karena itu, kata dia, meski Kementerian PUPR dan pengelola jalan tol mengklaim bahwa e-toll adalah instrumen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen pengguna jasa tol, tetapi sejatinya penggunaan e-toll untuk transaksi pembayaran tol, secara keseluruhan lebih banyak menguntungkan pengelola jalan tol daripada menguntungkan konsumen.

Hal itu bisa dilihat dari beberapa catatan antara lain, pertama, pengelola tol tidak lagi pusing menyiapkan uang recehan untuk kembalian pada konsumen, yang jumlahnya puluhan milyar per harinya. Hampir semua konsumen memerlukan uang kembalian saat membayar tarif tol.

Kedua, penggunaan e-toll juga menguntungkan Bank Indonesia karena biaya cetak uang menjadi turun. Apalagi antara nilai uang dengan biaya produksi pembuatan uang lebih besar biaya produksinya, khususnya untuk mata uang pecahan kecil.

Ketiga, transparansi jumlah pengguna jalan tol yang sesungguhnya. Penggunaan e-toll memberikan kepastian jumlah pengguna tol dan meminimalisasi upaya manipulasi jumlah pengguna tol dan meminimalisasi manipulasi pendapatan pengelola jalan tol.

"Dengan sejumlah argumentasi ini, wajar jika pengguna e-toll dapat insentif," demikian Tulus.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017