London (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla memuji kerja sama ASEAN dengan Inggris dan mendorong peningkatan hubungan antara anggota negara-negara ASEAN dengan Inggris yang selama ini telah terjalin baik.

Hal itu disampailan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, saat menghadiri Resepsi peringatan ASEAN ke 50 di Lancaster House, Stable Yard St, James, London, demikian Juru Bicara Wakil Presiden, Husain Abdullah, dalam keterangannya, Kamis,

Pada kesempatan itu, Wapres memuji peningkatan kerja sama ASEAN-Inggis dan memaparkan tiga pemikirannya tentang bagaimana ASEAN dan Inggris memetakan hubungan di masa depan.

"Pertama, perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat bagi kemakmuran dan pembangunan ekonomi," tuturnya.

Selama 50 tahun, ASEAN telah mencapai perdamaian dan stabilitas yang memungkinkannya mengejar keberhasilan ekonominya.

"Ini telah menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat dengan pertumbuhan rata-rata di atas dunia, bahkan ASEAN telah menarik FDI sebesar 121 miliar dolar AS," ujarnya.

Sejak Komunitas Ekonomi ASEAN diluncurkan pada tahun 2015, sambung Wapres, membawa integrasi ekonomi yang lebih dalam antar anggota.

"ASEAN telah mengubah dirinya menjadi ekonomi terbuka dan terpadu. Ini juga terus mengejar integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan enam mitra, dikenal sebagai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)," terang dia.

ASEAN juga merupakan wilayah dengan populasi lebih dari 600 juta jiwa atau sekitar 10 persen dari populasi global. Pada 2020, diperkirakan kelas menengah ASEAN akan tumbuh menjadi 400 juta orang.

Yang kedua, kata Kalla, Inggris memiliki kerja sama perdagangan yang sudah berlangsung lama dengan kawasan ini.

"Bahkan sebelum kunjungan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, ke beberapa negara ASEAN pada 2015, pedagang Inggris telah melakukan perdagangan dengan masyarakat di Asia Tenggara," ujarnya.

Sedangkan Indonesia, menurut Kalla, telah berdagang dengan Inggris sejak awal abad ke-16, saat James Lancaster mengadakan pakta dengan para pedagang di Aceh, Jawa dan Sumatra.

"Dokumen sejarah juga mencatat misi dagang yang dipimpin George Finlayson ke Siam atau Thailand pada pertengahan abad ke-19," kata Kalla.

Komitmen
Pada 2015, ASEAN dan Inggris telah berkomitmen untuk melakukan kerja sama yang lebih dalam. Pengangkatan Duta Perdagangan Perdana Menteri ke negara-negara ASEAN merupakan keputusan yang disambut baik.

"Saya juga ingin memuji utusan perdagangan atas usaha terus-menerus mereka untuk mempromosikan bisnis ASEAN ke Inggris," ucap dia.

Yang ketiga kata Kalla, kita harus mulai mencari jalan ke depan untuk kerja sama ASEAN-Inggris.

"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menanamkan tenaga kepada pejabat pemerintah Inggris dan juga masyarakatnya bahwa ada banyak kesempatan dalam hubungan ASEAN dan Inggris dalam area kerja sama yang luas," ujarnya.

"ASEAN sekarang merupakan mitra dagang terbesar ke-3 di Inggris. Saya yakin hal ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang karena ASEAN diperkirakan akan menjadi pasar terbesar keempat di dunia pada 2030," kata Kalla.

Selain itu, dia mengatakan, kedua pihak harus menstimulasi kontak bisnis dari kedua belah pihak untuk melihat modalitas dan potensi sebenarnya.

"Ini mungkin termasuk: mengirim lebih banyak misi dagang; membuka lebih banyak penerbangan langsung dari wilayah tersebut ke Inggris, meningkatkan kontak orang ke orang, dan mendorong lebih banyak kontak antara pemerintah dari kedua belah pihak untuk mendukung upaya tersebut," ujarnya

Menutup sambutannya, Kalla berharap ASEAN-Inggris dapat memanfaatkan hubungan baik ini untuk kemakmuran kedua bangsa.

"Saya harap kedua pihak ASEAN dan Inggris dapat memanfaatkan hal ini, untuk memastikan bahwa kita memanfaatkan momentum tersebut dan membawa kemakmuran terus bagi kita semua," pungkasnya.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017