Bangkok (ANTARA News) - Thailand pada Jumat mengadakan upacara sedekah umat Buddha nasional, menandai setahun kematian Raja Bhumibol Adulyadej yang dihormati, yang dianggap sebagai figur ayah bangsa selama tujuh dekade pemerintahannya.

Reuters mewartakan, sebanyak 199 biksu Buddha berjubah oranye ikut serta dalam acara yang diadakan di Rumah Sakit Siriraj di Bangkok, di mana raja menghabiskan sebagian besar masa senjanya dirawat karena berbagai penyakit sebelum mangkat tahun lalu pada 13 Oktober.

Para biksu tersebut menembus kerumunan ratusan warga Thailand yang berpakaian hitam pertanda berkabung, menerima paket biskuit dan air kemasan, dan barang-barang lainnya dalam mangkuk sedekah kuningan besar, sebagai cara untuk mengumpulkan pahala bagi "raja rakyat" yang membantu membentuk negara Asia Tenggara dalam masa-masa setelah Perang Dunia Kedua.

"Kami akan mengingat kebaikannya dan mengikuti setiap langkahnya," ujar salah seorang pelayat, Laksana Lueprasert, 65. Suaranya pecah saat dia mengatakan bahwa perasaan kehilangannya tidak akan pernah pudar dari hatinya.

"Dia telah pergi, tapi kita masih menyimpan sosoknya dalam pikiran kita sampai hari ini," ujar pelayat lainnya, Manee Chawalitnate, 58.

Di Gedung Pemerintahan Bangkok, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memimpin pejabat pemerintah dan media dalam upacara serupa yang diperingati dengan mengheningkan cipta selama 89 detik, menandai usia raja jika dia tinggal sampai hari kelahirannya pada 5 Desember.

Deretan biksu berdoa di tengah potret raja berbatasan dengan bunga marigold kuning. Upacara nasional tersebut mendahului acara kremasi kerajaan yang akan diadakan pada 26 Oktober di Grand Palace, di mana orang Thailand akan berpisah terakhir kalinya dengan sang raja.

Meskipun kental dalam tradisi kuno, pemakaman yang akan berlangsung lima hari tersebut memungkinkan partisipasi yang lebih besar oleh publik daripada raja-raja sebelumnya.

Para pengrajin telah menghabiskan sepuluh bulan bekerja di lokasi kuno Bangkok untuk membangun sebuah situs kremasi rumit yang dibuat setelah membayangkan tentang surga.

Raja Maha Vajiralongkorn, atau Rama X, menggantikan ayahnya dan telah mengawasi perubahan besar-besaran terhadap rumah tangga kerajaan, termasuk menjalankan keuangan istana.
(Uu.KR-DVI)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017