Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan reformasi struktural yang berkelanjutan dapat bermanfaat untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Reformasi struktural sangat penting untuk meningkatkan kualitas iklim investasi," kata Deputy Director Asia and Pacific Departement IMF Kenneth Kang dalam jumpa pers pemaparan regional Asia dan Pasifik di Washington DC, AS, Jumat.

Kang mengatakan reformasi struktural tersebut bisa mendorong minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia dan meningkatkan kontribusi investasi dalam pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, upaya lainnya yang bisa dilakukan terkait reformasi struktural tersebut adalah dengan melakukan deregulasi atas berbagai kebijakan yang rumit untuk mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda.

"Hal ini juga bisa didukung oleh perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan serta perbaikan regulasi pada sistem tenaga kerja," ujar Kang.

Meski demikian, dalam jangka pendek, upaya untuk mempertahankan kestabilan ekonomi perlu dilakukan dengan menjaga kepercayaan pasar dan sentimen publik.

Terkait kebijakan fiskal, Kang mengatakan Indonesia juga perlu melakukan reformasi dalam bidang perpajakan yang selama ini belum optimal dalam mendukung pelaksanaan kinerja pembangunan.

"Perlu reformasi fiskal dalam penerimaan pajak karena tax ratio Indonesia masih rendah diantara kawasan. Penerimaan pajak harus diperkuat untuk mengakomodasi agenda ambisius pemerintah untuk mengatasi gap infrastruktur dan meningkatkan kualitas jaminan sosial," ujarnya.

Dalam pemaparan tersebut, pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 diproyeksikan akan meningkat pada 2017 sebesar 3,9 persen yang didukung oleh membaiknya kinerja investasi dan ekspor.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa mencapai 5,2 persen pada 2017, atau tumbuh dari kisaran 5,0 persen pada 2016, yang didukung peningkatan permintaan eksternal dan belanja fiskal yang ekspansif.

(T.S034/R010)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017