Moskow (ANTARA News) - Rusia menyatakan retorika agresif tidak punya tempat dalam diplomasi internasional dan pendekatan semacam itu pasti gagal. Pernyataan Rusia disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memilih tidak mensahkan kesepakatan nuklir Iran.

"Pernyataan Trump sekali lagi menggarisbawahi ketidakberterimaan menggunakan retorika agresif dan mengancam dalam hubungan internasional," kata kementerian luar negeri Rusia seperti dikutip Reuters.

"Itu peninggalan masa lalu, yang tidak sejalan lagi dengan norma hubungan beradab modern antara negara-negara," sambung Rusia lagi. "Kami menyesalkan keputusan Presiden AS tidak mengonfirmasikan kepada Kongres AS bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan nuklir dengan itikad baik."

"Kami menganggap langkah ini tidak akan punya pengaruh langsung terhadap kemajuan dari implementasi atas kesepakatan itu, walaupun jelas tidak selaras dengan semangat dan naskah kesepakatan nuklir," kata Rusia.

Rusia menyambung, Iran sangat mematuhi semua hal dalam kesepakatan nuklir dan kesepakatan itu telah memberikan kontribusi bagi terciptanya dunia yang lebih aman.

"Pada banyak hal, terlepas dari keputusan individual pihak-pihak terhadap kesepakatan itu, adalah tidak mungkin kembali ke situasi yang sebelumnya ada seputar program nuklir Iran," kata kementerian luar negeri Rusia. "Secara khusus, tidak akan ada pembahasan pembaruan sanksi lewat Dewan Keamanan PBB."

"Rusia tetap patuh (kepada kesepakatan nuklir Iran), ingin menjaga kesepakatan itu dan akan terus mematuhi semua kewajiban dalam kesepakatan itu. Kami menyeru semua pihak melakukan hal yang sama."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017