Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pagi ini akan menemui Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Letnan Jenderal Edy Rahmayadi untuk membahas masalah kerusuhan antarsuporter klub sepak bola di Indonesia yang menewaskan pendukung Persita Tangerang Banu Rusman.

"Besok pagi, saya akan bertemu Ketua PSSI untuk membicarakan hal itu karena kami ingin komisi disiplin betul-betul tegas, tega, dan berani menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang melanggar regulasi dan mencederai sportivitas sepak bola," kata Menpora di Jakarta, Minggu malam.

"Pasti PSSI dan komisi disiplin sudah punya data-data tentang kasus itu. Kami pun sesungguhnya ingin reformasi yang pernah digagas pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik oleh PSSI," katanya.

Sebelumnya dia sudah meminta PSSI menuntaskan masalah bentrok antara suporter Persita Tangerang dan suporter PSMS Medan pada laga Liga 2 di Stadion Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10), yang menewaskan Banu Rusman.

"Saya sudah menerima banyak komentar dan masukan agar pemerintah mengambil langkah-langkah terkait kasus itu. Tapi sementara ini, saya mempercayakan kepada PSSI untuk menangani kasus itu secara tuntas," katanya.

Ia menekankan bahwa pemerintah tidak ingin mengintervensi kebijakan sepak bola namun akan tetap mengawasi upaya PSSI dalam menyelesaikan perkara itu.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyesalkan kerusuhan suporter pada pertandingan Persita Tangerang dengan PSMS Medan yang sampai merenggut nyawa.

"Saya akan cari tahu apa sebabnya karena yang saya tahu sementara ini, sebelum kerusuhan suporter yang di sana melempari suporter prajurit. Lima belas prajurit kepalanya bocor," kata Edy.

Edy menyatakan akan memberikan hukuman kepada para prajurit TNI jika mereka terbukti terlibat dan bersalah dalam kasus kerusuhan antara suporter Persita Tangerang dan PSMS Medan.

"Komisi Disiplin segera bersidang untuk membuat keputusan yang tepat terkait peristiwa itu," ujar Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.



Pewarta: Imam Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017