Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah (LKAS) 2017 merupakan salah satu upaya membentuk anak menjadi sineas muda.

"Lomba ini tidak hanya mengenai sejarah, tetapi juga memacu anak berkreasi dan mencari bibit-bibit pelaku film," kata Muhadjir di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan calon-calon sineas ini dapat mengisi ruang pekerjaan yang selama ini tak banyak dilirik dalam industri kreatif.

Selain itu Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah ini merupakan upaya untuk meningkatkan apresiasi pelajar kepada sejarah lokal sekaligus kesempatan untuk mengekspresikan ide mereka ke dalam film.

Lomba tahun ini mengangkat tema "Kita Indonesia" dengan pilihan topik sejarah tokoh lokal, sejarah peristiwa lokal, sejarah sosial, dan budaya.

Lomba Kreasi Audiovusal Sejarah pertama kali diadakan pada 2012 sebagai upaya Kemendikbud untuk menanamkan karakter bangsa melalui pendidikan sejarah.

Siswa yang ikut kompetisi ini harus mampu mengangkat sejarah ataupun budaya masyarakat lokal.

"Lomba ini bertujuan agar siswa aktif dalam mencari sumber sejarah yang tersedia di sekitar lingkunganya, baik itu berupa peristiwa sejarah lokal, tempat-tempat bersejarah, bangunan bersejarah, tokoh daerah perlaku dan saksi sejarah/veteran oerjuang kemerdekaan," kata Direktur Sejarah Kemendikbud Triana Wulandari.

Sumber sejarah yang mereka dapatkan tersebut kemudian dikemas ke dalam sebuah film pendek.

LKAS 2017 telah menjalani beberapa tahapan sejak dimulainya pada 17 februari 2017.

Saat pelaksanaan sosialisasi Kemendikbud berhasil menjaring 372 proposal sinopsis yang masuk untuk diseleksi tim juri dan para pakar diantaranya Jabatin Bangun (praktisi film Institut Kesenian Jakarta), Bindan Kanumoyoso (Sejarawan UI) dan Muhamaad Abdul Aziz (Direktur Produksi Film Negara, sejarawan, dan praktisi film).

Pewarta: Aubrey KF
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017