Karangasem, Bali (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, memfasilitasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan Dinas Pemukiman Rakyat di kabupaten/kota di Pulau Dewata untuk menyiapkan rencana terkait hunian sementara bagi pengungsi apabila terjadi erupsi Gunung Agung.

"Pembahasan hunian sementara untuk pengungsi Gunung Agung yang sudah dibahas apabila terjadi dampak erupsi yang cukup lama, sehingga tidak mungkin pengungsi dalam waktu lama berada di tenda pengungsian," kata Kepala BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Senin.

Untuk memastikan jumlah hunian sementara yang diberikan kepada para pengungsi, kata Dewa Indra, pemerintahan dan instansi masih menunggu data keseluruhan jumlah pengungsi secara pasti yang telah memegang kartu identitas pengungsi (KIP) sehingga memudahkan untuk membuat hunian sementara ini.

"Mungkin hunian sementara ini mengacu pada satu kepala keluarga untuk satu hunian sementara dan ini mengacu semua dengan pedoman KIP ini," ujarnya.

Terkait lokasi rencana pembangunan hunian sementara ini, diakuinya, sedang diinventarisir pemerintah Provinsi Bali untuk menentukan lahan dan aset mana saja yang dimiliki pemerintah di Kabupaten Karangasem dan kabupaten terdekat untuk dijadikan hunian sementara bagi pengungsi.

"Bentuk hunian sementara ini lebih baik dibandingkan dengan tenda pengungsian, yang nantinya satu hunian sementara untuk satu kepala keluarga agar lebih mudah untuk mengkroscek anggota keluarganya," ujarnya lagi.

Ia menegaskan, pengertian rumah sementara ini adalah rumah yang lebih layak dan tidak berupa tenda pengungsian maupun ruang yang luas seperti di GOR Swecapura dan banjar. Namun, rumah berbentuk petak-petak yang lebih baik.

Hal ini dipikirkan pemerintah agar menjaga privasi para pengungsi dan mereka merasa betah selama menjauh dari aktivitas vulkanik Gunung Agung. "Ini sedang dibahas sementara dan kami memberikan yang terbaik untuk masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk jalur evakuasi pengungsi yang berada di zona KRB satu atau zona kuning, sudah dibuatkan jalur aman. "Kami sudah persiapkan dari sekarang, kalaupun Gunung Agung betul-betul meletus. Kami sudah siap dan masyarakat mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan.

Dari sisi perencanaan, kata dia, jalur evakuasi untuk pengungsi yang masih tinggal dikediamannya yang beradius di atas 12 kilometer dari puncak gunung agung atau zona kuning sudah kami informasika jalur evakuasinya.

(T.KR-SRW/E011)

Pewarta: I Made Surya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017