Ubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y, generasi muda kita...
Semarang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi untuk mengubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y saat ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis Ke-60 Universitas Diponegoro (Undip) di Stadion Undip Semarang, Selasa, mengatakan perguruan tinggi harus berani mengubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan generasi muda saat ini.

"Ubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y, generasi muda kita, mendorong inovasi, memfasilitasi mahasiswa menjadi pembelajar yang aktif baik di dalam maupun di luar kelas," tutur Presiden.

Di hadapan sekitar 10.000 mahasiswa yang sebagian merupakan mahasiswa baru Undip dari berbagai fakultas itu, Presiden berharap metode pembelajaran juga harus berubah dengan mengakomodir prinsip yang memungkinkan mahasiswa untuk mempunyai karakter yang baik, etos kerja yang tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

Selain itu, juga memungkinkan mahasiswa untuk memiliki jiwa antikorupsi, jiwa toleransi, jiwa inovatif, dan jiwa kreatif.

"Karena memang kompetisi antar-negara begitu sangat ketat dan sangat sengitnya," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menyadari diperlukannya infrastruktur berupa creative hub, termasuk perguruan tinggi-perguruan tinggi juga diharapkan turut serta menyediakan co-working space bagi anak-anak muda yang berjiwa wirausaha dan inovatif.

"Negara lain juga sudah membangun itu ada co-working space, creative hub, perubahan-perubahan seperti ini, kalau kita tidak cepat betul-betul kita akan ditinggal negara-negara lain," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai hasil riset aplikatif yang dilakukan Undip.

Presiden juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan peneliti atau penemu alat yang dapat memperpanjang masa simpan produk pertanian sekaligus dengan perwakilan Gapoktan yang akan menjadi pengguna alat tersebut.

Setelah memberikan orasi ilmiah, Presiden dan Ibu Negara Iriana meninggalkan Kota Semarang untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, melalui Kota Bandung.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017