Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggalakkan berbagai program untuk mengejar ketertinggalan teknologi di bidang ketenagalistrikan.

"Ada sasaran utama dalam bidang ketenagalistrikan yang perlu dikejar, pertama sumber daya manusia dan kedua adalah teknologi," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti Jumain Appe di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan saat ini 90 persen teknologi pada bidang ketenagalistrikan masih menggunakan komponen luar negeri.

Untuk bidang SDM, Kemristekdikti sedang fokus memprogramkan advokasi spesialisasi bidang kelistrikan melalui Politeknik serta sekolah kejuruan lainnya.

Sementara untuk menggenjot pengembangan teknologi bidang kelistrikan saat ini beberapa inovasi dikembangkan untuk komponen-komponen serta suku cadang perangkat kerasnya.

"Kalau komponen saja masih impor juga dari luar negeri itu dapat menghambat kinerja pengembangan listrik. Karena nanti komponen kecil rusak harus menunggu pengiriman luar negeri, " katanya.

Sedangkan penerapan teknologi di Indonesia masih dinilai lamban, oleh karena itu, pada sektor industri ia menyarankan mengadopsi konsep yang dilakukan negara Korea.

Negeri ginseng tersebut dinilai cepat dalam menerapkan transfer teknologi. Mereka dianggap inovasi sebab mampu mengamati serta meniru dengan memodifikasi teknologi dari yang sudah diciptakan negara lebih maju.

Jumain mengatakan dengan adanya program listrik 35 ribu MW bisa dijadikan wahana untuk berkreasi membuat riset teknologi untuk membuat pencapaian target lebih efisien.

Saat ini menurutnya Indonesia peringkat daya saing Indonesia sudah membaik, yaitu dari posisi 41 merangkak naik ke peringkat 36. Hal yang membuat peringkat naik adalah pesatnya pembangunan infrastruktur.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017