Selain itu, kami juga mendorong adanya investasi ke beberapa negara. Hal tersebut juga akan berdampak terhadap ekspor
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa rencana pemerintah untuk memperluas pasar produk dalam negeri dan meningkatkan kinerja ekspor dengan membuka pasar-pasar ekspor nontradisional mulai menunjukkan kenaikan.

Dalam konferensi pers Tiga Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Capaian Pemerintah: Pemerataan Ekonomi Berkeadilan, Enggartiasto mengatakan bahwa meskipun belum ada perjanjian-perjanjian yang mengikat, namun tercatat sudah ada peningkatan ekspor yang cukup signifikan.

"Presiden memerintahkan untuk membuka pasar nontradisional. Sudah mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan walaupun kita belum ada perjanjian perdagangan," kata Enggartiasto, di Jakarta, Selasa.

Pemerintah mengharapkan dengan dibukanya pasar-pasar baru tersebut, kinerja ekspor Indonesia tidak lagi hanya bertumpu pada pasar ekspor tradisional, namun bisa memaksimalkan potensi pasar nontradisional dalam upaya meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2017 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya tercatat kinerja ekspor mengalami penurunan. Ekspor pada Agustus 2017 sebesar 15,22 miliar dolar Amerika Serikat, sementara pada September turun 4,51 persen menjadi 14,54 miliar dolar AS.

Meskipun mengalami penurunan, BPS mencatat adanya pertumbuhan ekspor yang relatif tinggi ke negara-negara nontradisional meskipun nilainya masih kecil. Beberapa di antaranya adalah peningkatan ekspor ke Turki naik sebesar 17,22 persen dan Mesir 44,83 persen YoY.

"Selain itu, kami juga mendorong adanya investasi ke beberapa negara. Hal tersebut juga akan berdampak terhadap ekspor," kata Enggartiasto.

Enggartiasto menjelaskan, dengan adanya investasi pengusaha nasional di negara-negara tujuan ekspor, diharapkan nantinya juga akan mengerek kinerja ekspor nasional. Kebutuhan bahan baku produksi di negara tujuan investasi tersebut mayoritas akan berasal dari Indonesia.

Secara kumulatif, berdasar data BPS, nilai ekspor Indonesia periode Januari-September 2017 mencapai 123,36 miliar atau meningkat 17,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas tercatat sebesar 111,89 miliar dolar AS atau meningkat 17,27 persen.

Selain itu, neraca perdagangan pada periode yang sama mengantongi surplus mencapai 10,87 miliar dolar AS dengan total ekspor sebesar 123,36 miliar dolar AS dan impor 112,49 miliar dolar AS.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016, tercatat neraca perdagangan mengalami peningkatan dari sebelumnya 6,41 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017