Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, melemah sebesar 16 poin menjadi Rp13.492 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan sebelumnya pada Rp13.476 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan bahwa dolar AS mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia menyusul tingginya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed seiring kandidat Gubernur The Fed pengganti Janet Yellen selanjutnya dinilai "hawkish".

"Peluang kenaikan suku bunga AS menguat usai berita nominasi John Taylor sebagai kandidat pengganti Janet Yellen, hal tersebut mendorong naik dolar AS," katanya.

Ia menambahkan bahwa kabar di pasar mengenai reformasi pajak AS yang bakal dilakukan tahun ini juga turut memicu permintaan dolar AS meningkat. Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Gary Cohn mengatakan bahwa reformasi pajak harus dilakukan tahun ini, bahkan jika perlu anggota parlemen mengorbankan liburan Natal untuk menyelesaikan legislasi perpajakan itu.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa kemungkinan besar John Taylor menjadi calon kuat Gubernur the Fed yang akan diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump kepada Congress AS.

"Taylor termasuk yang mengusulkan naiknya suku bunga," katanya.

Ia menambahkan bahwa John Taylor juga merupakan penemu dari teori Taylor rule, yang mengukur berapa besarnya suku bunag dengan memperhatikan gap antara inflasi dan output.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini (17/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.490 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.483 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017