Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan memfokuskan kinerja di tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan membangun banyak bandara terutama di wilayah kepulauan, seperti Nusa Tenggara Timur untuk mewujudkan konektivitas dan aksesibilitas di Indonesia Timur.

Dalam paparan "3 Tahun Capaian Jokowi-JK" di Jakarta, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pemerataan pembangunan melalui Indonesia Sentris, bukan lagi Jawa Sentris, yaitu dilakukan dengan meningkatkan konektivitas di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

"Wilayah NTT memang merupakan pulau-pulau dan secara intensif Kementerian Perhubungan membangun banyak bandara hampir di setiap pulau. Di Flores saja ada tiga sampai empat bandara sehingga aksesibilitas di NTT berjalan dengan baik," kata Menhub Budi Karya di Kantor Staf Presiden, Selasa.

Ia memaparkan sejumlah infrastruktur yang akan dibangun di perbatasan NTT, yakni Bandara Kabir Pantar, Bandara Haliwen, Bandara DC Saulede, Pelabuhan Pengumpan Baranusa dan Dermaga Penyeberangan Raijua.

Selain bandara di NTT, Kementerian Perhubungan juga membangun infrastruktur penunjang konektivitas lainnya di daerah 3T, antara lain dermaga di timur Sumatra dan di barat Kalimantan, pelabuhan di utara Sulawesi dan Kalimantan serta bandara dan kapal ternak di Papua.

Terkait dengan konektivitas laut, Menhub juga menekankan terbangunnya tol udara dan tol laut yang terbukti mengurangi disparitas harga 20 sampai 40 persen.

"Tol laut saat ini sudah memiliki 13 lintasan yang dikerjakan BUMN dan swasta. Ini sudah berhasil mengurangi disparitas harga 20 sampai 40 persen," kata dia.

Upaya untuk membangun perekonomian di Indonesia Tmur juga dilakukan dengan memberikan stimulus perdagangan mengikuti ketersediaan kapal "trade follow the ship" sehingga dapat memberikan peluang untuk meningkatkan produksi ikan, tepung tapioka, olahan rumput laut untuk didistribusikan ke Indonesia bagian barat.

Saat ini, Kemenhub juga tengah membangun lima kapal ternak tambahan yang direncanakan selesai Desember 2017 dengan total anggaran Rp295 miliar.

Selain untuk menambah persediaan daging potong ke wilayah Jawa, kapal ternak dapat menggairahkan bisnis peternakan di NTT dan NTB karena penjual mendapat kepastian ternaknya akan diserap.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017