Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengatakan program "Bela Negara" bertujuan menanamkan ajaran Pancasila kepada masyarakat sebagai upaya menajga pertahanan nasional.

"Pada dasarnya bela negara itu mengubah pola pikir dari yang mengarah radikal kembali menjadi Pancasila," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat memaparkan capaian tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan saat ini tren perang antarnegara adalah mengubah pola pikir masyarakatnya. Untuk itu "Bela Negara" berupaya untuk melindungi masyarakat agar tetap berpegang terhadap Pancasila.

Menurut Ryamizard, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk menyusun modul pelajaran Bela Negara di sekolah.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan "Bela Negara" yang dilakukan tidak hanya berorientasi pada latihan militer tetapi lebih luas lagi.

"Bela Negara pada setiap masyarakat itu beda-beda, konsep bela negara siswa SD dengan siswa SMP tentu berbeda, begitu juga konsep bela negara nelayan dengan profesi lainnya," kata dia.

Untuk itu pemerintah tidak menggeneralisasi modul atau konsep bela negara, setiap masyarakat memiliki modul yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Menkopolhukam juga melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan berbagai lemabga terkait.

Wiranto mengatakan setiap masyarakat mempunyai hak bela negara, dia menginginkan bela negara tidak hanya berorientasi pada latihan militer.

"Kelak usaha bela negara yang sifatnya lebih luas itu akan dikendalikan oleh Dewan Pertahanan Nasional yang memiliki kemampuan untuk itu. Kini aturan terkait itu sedang dalam proses penuntasan," kata dia.

Hingga 2017 kader bela negara telah mencapai 74,3 juta orang.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017