Jakarta (ANTARA News) - Laju inflasi bulanan menurut Bank Indonesia hingga pekan kedua Oktober 2017 sebesar 0,08 persen (month to month/mtm) dan secara tahunan bergerak pada 3,6 persen (year on year/yoy).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat, mengatakan gambaran laju inflasi hingga pertengahan Oktober 2016, semakin menguatkan kecenderungan inflasi akhir tahun akan berada pada batas bawah sasaran inflasi Bank Sentral sebesar empat persen plus minus satu persen.

Perkiraan terakhir untuk inflasi akhir tahun 2017 yang diungkapkan Mirza adalah akan menyentuh 3,7-3,8 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dari inflasi 2016 sebesar 3,02 persen (yoy).

"Kenapa BI punya ruang penurunan suku bunga itu karena kami yakin inflasi terkontrol bisa di bawah empat persen, menuju ke arah 3,8-3,7 persen," ujar dia.

Inflasi dan kinerja neraca transaksi berjalan adalah dua indikator stabilitas perekonomian yang menjadi acuan BI dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Saat ini suku bunga kebijakan BI "7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 4,25 persen setelah dua kali penurunan sebesar 50 basis poin pada Agustus dan September 2017.

Mirza mengatakan penurunan suku bunga kebijakan saat ini "sudah memadai" dengan kondisi perekonomian saat ini.

"Sebenarnya kita sudah mengatakan penurunan bunga sudah memadai," ujar dia. "Karena suku bunga sekarang sebenarnya levelnya sudah lebih rendah dari pada sebelum Mei 2013."





Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017