Wonosobo (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melakukan penanaman perdana benih kentang exvitro di kawasan Dieng di Desa Serang, Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jateng,  setelah berhasil memberikan pelatihan perbanyakan benih tersebut kepada para petani setempat.

Kepala BPPT Unggul Priyanto di Wonosobo, Jumat, mengatakan dengan dukungan dari Komisi VII DPR RI, BPPT melalui Balai Bioteknologi melakukan kegiatan inovasi di bidang pangan, di antaranya inovasi teknologi perbanyakan benih tanaman kentang secara exvitro.

Selain dihadiri Kepala BPPT Unggul Priyanto, kegiatan penanaman perdana dihadiri oleh anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy, Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagyo, Deputi Bidang Agro Industri dan Bioteknologi Eniya Listyani Dewi, dan Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi Gatot Dwianto.

Unggul menuturkan teknologi perbanyakan benih tanaman secara exvitro merupakan proses perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan bagian tanaman (eksplan) yang mempunyai fase pertumbuhan cepat, diikuti dengan pemberian stimulasi pertumbuhan, proses perbanyakan dengan pemotongan yang dilakukan dalam kondisi aseptis di luar laboratorium.

"Teknik ini merupakan mesin fotokopi untuk mendapatkan bibit tanaman yang mempunyai sifat sama dengan induknya," katanya.

Menurut dia, kelebihan teknologi itu mudah, murah, dan bisa dilakukan di lokasi tempat budi daya.

BPPT telah berhasil mengembangkan teknik perbanyakan benih kentang secara exvitro dan sudah saatnya untuk dilakukan diseminasi pada masyarakat pengguna.

Ia menyampaikan pada awal Januari 2017 BPPT bersama dengan anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy telah melakukan pelatihan perbanyakan benih kentang exvitro di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Pelatihan tersebut telah menghasilkan calon penangkar benih kentang berbakat dengan kemauan kuat.

Melalui pendampingan intensif dari BPPT, saat ini telah terwujud satu perusahaan pemula berbasis teknologi penangkar benih kentang, yaitu Adhiguna Laboratory. Perusahaan itu telah berhasil memproduksi benih kentang secara exvitro.

Penanaman perdana benih kentang exvitro hasil produksi Adhiguna Laboratory dilakukan pada lahan seluas 4.000 meter persegi dengan varietas granola sebanyak 16.000 bibit.

Hasil panen dari penanaman benih exvitro itu adalah benih kentang G2 yang siap ditanam untuk menghasilkan kentang konsumsi.

Anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy mengatakan dengan pengembangan exvitro itu bisa menghemat umur panen, harga benihnya jauh lebih murah dari yang selama ini dibeli petani maka akan lebih menyejahterakan petani.

"Saya minta BPPT tidak hanya sampai di sini, saya berharap BPPT melanjutkan kerja sama dengan masyarakat Wonosobo ini dengan pengembangan teknologi yang lain tidak hanya varietas granula, tetapi juga varietas kentang yang lain yang mempunyai nilai tambah," katanya.

Selain itu, katanya, petani juga perlu dibimbing masalah pengepakan dan pemasarannya sehingga kentang Wonosobo tidak hanya dibeli masyarakat setempat, tetapi bisa dibeli orang Semarang, Jakarta bahkan luar negeri.

"Kalau itu terjadi maka pendapatan masyarakat, kemakmurannya akan bertambah lagi," katanya.

Ia mengingatkan selain pengembangan budi daya kentang, BPPT juga harus berkreasi untuk tanaman penyangga.

"Jadi, selain memanfaatkan lahan petani juga bisa memperhatikan penguatan lahan untuk pengamanan lahan," katanya.

(U.H018/M029)

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017