Dari pengalaman selama ini, badai bisa berlangsung hingga satu minggu."
Manokwari (ANTARA News) - Sejumlah wilayah di Provinsi Papua Barat terdampak serangan badai Lannie atau Talim yang terjadi di Filipina, kata Kepala Kantor Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Rendani Manokwari Denny Puturay.

"Papua hanya menerima dampak, tidak terlalu kuat, tapi cukup mempengaruhi tinggi gelombang air laut. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir harus tetap waspada, termasuk nelayan," ujarnya di Manokwari, Jumat.

Ia mengatakan, Papua Barat berada tepat di garis Khatulistiwa, dan matahari saat ini sudah bergeser ke arah Kutub Selatan, meskipun demikian cuaca panas masih sedikit terasa di laut utara Papua.

Selain itu, menurut dia, Papua Barat dan beberapa daerah lain, seperti Maluku dan Sulawesi Utara diperkirakan juga terdampak badai Lannie, sekalipun belum bisa diprediksi seberapa lama hal tersebut akan berlangsung.

"Dari pengalaman selama ini, badai bisa berlangsung hingga satu minggu. Untuk Papua Barat mudah-mudahan dua atau tiga hari ke depan sudah reda," katanya.

Dia mengutarakan, pergeseran matahari antara Kutub Utara dan Kutub Selatan akan menimbulkan badai, dan Papua Barat yang berada tepat di garis Khatulistiwa relatif terhindar dari badai-badai besar.

Saat ini, dituturkannya, matahari sudah berada di wilayah Kutub Selatan, sehingga angin akan lebih intens terjadi di wilayah selatan.

Begitu juga sebaliknya, dinyatakannya, saat matahari di wilayah Kutub Utara, maka angin cenderung lebih kencang di wilayah utara.

"Diperkirakan beberapa hari ke depan akan muncul beberapa badai dari arah selatan," ujarnya.

Beberapa hari terakhir ini wilayah Papua Barat masih cukup panas sebagai akibat pengaruh bergeseran matahari dari Kutub Utara ke Kutub Selatan, demikian Denny Puturay.

Pewarta: Toyiban
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017