Bangkok (ANTARA News) - Pesta vegetarian tahunan Thailand dimulai pada Jumat dengan harapan pemecahan rekor belanja oleh masyarakat Thailand, yang tidak makan daging, untuk mendapatkan berkat kerohanian selama masa berkabung setahun bagi mendiang raja.

Bendera kuning kecil berkibar di puncak toko dan kios di wilayah pecinan Bangkok untuk menunjukkan hidangan ramah vegetarian. Pesta itu terkenal di kalangan warga China Thailand.

Pengeluaran untuk makanan, angkutan dan sumbangan ke kuil Buddha untuk "membuat karma baik" selama pesta tersebut diperkirakan mencapai 45 miliar baht atau 14 triliun rupiah lebih, perkiraan tertinggi sejak acara tersebut dimulai pada 10 tahun lalu, kata Kamar Dagang Thailand.

"Banyak orang Thailand ingin memperingati almarhum Raja Rama 9 dengan menjadi bagian dalam pesta tersebut," kata Thanawat Polwichai, Direktur Pusat Perkiraan Ekonomi dan Usaha.

Raja Bhumibol Adulyadej, yang dipuja warga Thailand, bergelar resmi Rama 9, meninggal pada 13 Oktober tahun lalu. Masa berkabung resmi berakhir setelah perabuannya pada pekan depan.

"Biasanya saya tidak ambil bagian dalam festival vegetarian tapi tahun ini saya rencanakan, terutama karena alasan kesehatan. Namun ini juga karena saya ingin membuat karma baik dan memberi penghargaan kepada Raja Rama 9," kata Nopawan Wattanawanna, 40, di toko teh pecinan.

Pengikut festival percaya sembilan dewa turun selama periode untuk menilai perbuatan orang-orang. Orang yang tidak makan daging, minum alkohol dan perilaku berdosa akan diberkati.

Di wilayah pecinan tersebut, sebagian besar penjual makanan telah mengubah menu mereka untuk menyajikan makanan lezat dari pengganti daging dan protein kedelai.

Meski begitu, Badan Makanan dan Obat Thailand mengatakan bahwa mereka telah menemukan jejak DNA hewan di tiga dari 71 sampel pengganti daging yang telah diuji. Badan tersebut masih menunggu hasil dari tujuh makanan lainnya.

Pesta itu dimulai lebih dari 150 tahun lalu di pulau wisata terkenal Phuket, sekitar 840 kilometer selatan Bangkok.Demikian laporan Reuters.

(Uu.KR-DVI/B002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017